Netanyahu Akui Kehancuran yang Menyakitkan Akibat Serangan Iran
Infoaceh.net – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel saat ini menderita “kehilangan yang banyak, kehilangan yang menyakitkan” akibat serangan Iran. “Tapi kami melihat jalur depan (peperangan) kita kuat, dan negara Israel lebih kuat dari sebelumnya,” kata Netanyahu melanjutkan.Dilaporkan Times of Israel dilansir Anadolu, Rabu (18/6/2025), Netanyahu juga berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berada di sisi bersama Israel.
“Kami dalam komunikasi berkelanjutan, termasuk semalam, kami berbincang secara hangat,” kata Netanyahu dalam keterangan lewat video.
Perang Iran-Israel telah memasuki hari ketujuh sejak Israel melancarkan serangan pada Jumat pekan lalu, termasuk menyerang fasilitas militer dan nuklir Iran. Republik Islam Iran pun langsung melancarkan serangan balasan.
Otoritas Israel mengatakan, sedikitnya 24 warga tewas terbunuh dan ratusan lainnya luka-luka sejak akibat serangan rudal Iran. Sementara, di Iran, 585 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.300 luka-luka akibat serangan Israel.
Hingga Rabu, Iran terus merespons setiap serangan Israel dengan mengirim rudal-rudal balistik dan hipersonik. Pada Selasa (17/6/2025), Kementerian Pertahanan Iran mengatakan bahwa untuk pertama kalinya Iran menggunakan rudal jenis baru yang tidak bisa dideteksi saat menghancurkan kantor-kantor intelijen Israel, Mossad.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Brigadier General Reza Talaei-Nik, dikutip IRNA pada Selasa , mengatakan bahwa, “Pada serangan hari ini, kami meluncurkan rudal-rudal yang tidak bisa terlacak atau terintersep.” Rudal jenis baru itu sukses menembus sistem pertahanan udara berlapis Israel yang didukung AS.
Merujuk serangan itu sebagai kejutan untuk musuh, Talaei-Nik menegaskan bahwa Israel akan menyaksikan datangnya rudal-rudal sejenis berikutnya. Menurutnya, target-target dihantam oleh rudal berpresisi tinggi meski menghadapi “lapisan sistem pertahanan” yang mengelilingi fasilitas intelijen Israel.
Talaei-Nik mengatakan serangan terbaru Iran menggambarkan betapa rapuhnya Israel, negara yang selama ini dianggap paling canggih dalam hal sistem intelijen dan keamanan. Ia pun mengeklaim bahwa Israel tidak siap untuk menghadapi perang jangka panjang.