Mayor Eri Nasrul, Putra Aceh Besar Penerbang Pesawat Tempur F-16
Aceh Besar, Infoaceh.net – Di balik suara gemuruh latihan udara Cakra C Kosek I Medan di langit Banda Aceh dan Aceh Besar pada Senin (30/6/2025), terselip sosok inspiratif asal Aceh yang menjadi kebanggaan masyarakat Tanah Rencong.
Mayor Pnb Eri Nasrul M, Atau disapa dengan callsign ‘Grayfox’ adalah salah satu penerbang pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, yang saat ini tengah bertugas dalam latihan di langit Aceh.
Lahir dan besar di Desa Krueng Ano, Kecamatan Kota Baro, Kabupaten Aceh Besar, Mayor Eri adalah putra daerah yang kini mengukir prestasi membanggakan di jajaran TNI Angkatan Udara.
Dalam wawancara singkat dengan awak media di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Mayor Eri menyampaikan bahwa selain menjalankan tugas latihan Cakra C, ia juga tengah dalam proses menambah jam terbang sebagai bagian dari persiapan untuk mengoperasikan pesawat tempur Rafale, pesawat canggih buatan Prancis yang akan memperkuat TNI AU.
“Saat ini total jam terbang saya di F-16 sudah mencapai 2.950 jam, tinggal 50 jam lagi menuju target berikutnya,” ujarnya dengan penuh semangat, di Lanud SIM, Senin (30/6).
Mayor Eri juga berbagi kisah dan motivasi perjalanan hidupnya. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi penerus BJ. Habibie, seorang ilmuwan dan tokoh bangsa yang menciptakan pesawat.
Namun takdir menuntunnya menjadi seorang penerbang tempur, tetap berada dalam langit mimpi yang sama — mengabdi melalui udara.
“Dulu saya ingin menjadi pembuat pesawat, seperti Pak Habibie. Tapi ternyata rezeki saya menjadi penerbangnya. Yang penting tetap berjuang di langit Indonesia,” ucapnya.
Ia pun memberikan pesan khusus bagi generasi muda Aceh:
“Tidak ada yang tidak mungkin. Teruslah belajar, berjuang, dan bermimpi besar. Kita anak Aceh juga mampu mengharumkan nama daerah dan bangsa di kancah internasional.”
Kehadiran Mayor Pnb Eri Nasrul di latihan Cakra C bukan hanya menginspirasi dari sisi profesionalitas dan kemampuan militer, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi masyarakat Aceh bahwa anak daerah pun bisa terbang tinggi, sejajar dengan para penjaga langit Nusantara lainnya.