Bursa Asia Campuran, Investor Waspadai Efek Tarif Trump dan Kinerja Wall Street
Jakarta, Infoaceh.net – Bursa saham Asia-Pasifik dibuka bervariatif pada perdagangan Selasa pagi, 1 Juli 2025.
Pelaku pasar mencermati arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat serta mencocokkan sentimen dari rekor keuntungan di Wall Street, di tengah ketidakpastian menjelang berakhirnya masa penangguhan tarif Presiden Donald Trump.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan, masih ada sejumlah negara yang bernegosiasi secara konstruktif. Namun ia mengingatkan, jika tidak ada kemajuan berarti, maka tarif bisa kembali dinaikkan sesuai rencana yang akan diumumkan pada 2 Juli.
“Jika kita tidak bisa menembus kebuntuan karena mereka tetap keras kepala, tarif akan ditingkatkan,” ujar Bessent dalam wawancara dengan CNBC Internasional.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,58 persen setelah sehari sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Indeks Topix turut terkoreksi 0,29 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan justru melonjak 1,16 persen, diikuti kenaikan indeks Kosdaq sebesar 0,62 persen.
Pasar Australia juga mencatatkan penguatan, dengan indeks S&P/ASX 200 naik 0,25 persen. Adapun bursa Hong Kong tutup karena libur nasional.
Dari sisi global, bursa Amerika Serikat tampil kuat pada penutupan perdagangan Senin, 30 Juni 2025.
Hal ini didorong keputusan Kanada membatalkan pajak layanan digital sebagai bentuk konsesi dalam negosiasi dagang dengan AS, setelah ancaman Trump untuk menghentikan seluruh pembicaraan dengan Kanada.
Indeks S&P 500 naik 0,52 persen ke level 6.204,95. Nasdaq Composite menguat 0,47 persen dan mencetak rekor tertinggi baru di angka 20.369,73. Sementara Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 275,50 poin atau 0,63 persen ke posisi 44.094,77.
Sentimen positif dari Wall Street disambut waspada oleh investor Asia, mengingat potensi ketegangan dagang global masih terbuka lebar jika tarif tambahan kembali diberlakukan dalam waktu dekat.