Lifting Migas Masih Jadi PR, Pertamina Klaim Produksi Naik 3 Persen
Infoaceh.net, Jakarta – Komisi XII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Ditjen Migas Kementerian ESDM, SKK Migas, BPH Migas, dan Pertamina, Senin (30/6/2025).
Agenda ini membahas asumsi makro sektor ESDM yang realistis dan responsif terhadap dinamika global, sekaligus menjawab kebutuhan energi masyarakat serta menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Komisi XII DPR, Bambang Patijaya, menegaskan bahwa sektor migas merupakan pilar penting dalam mendukung ketahanan energi nasional dan menjadi penyumbang signifikan bagi penerimaan negara.
“Namun tantangan seperti lifting migas yang belum optimal dan kebutuhan efisiensi dalam pengelolaan blok-blok migas harus segera direspons dengan kebijakan yang tepat,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengejar target lifting, di antaranya optimalisasi lapangan produksi, reaktivasi sumur-sumur idle, serta peningkatan efisiensi di lapangan tua.
Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Jaffee Arizon Suardin, menjelaskan bahwa penurunan alami produksi (natural decline) sebesar 21 persen per tahun menjadi tantangan utama. Meski begitu, ia tetap optimistis.
“Secara oil equivalent per day, prognosis kami hingga akhir 2025 diperkirakan akan naik sekitar 3 persen,” kata Jaffee.
Saat ini, Pertamina menyumbang 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen produksi gas. Hingga Mei 2025, total produksi migas Pertamina mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD), terdiri dari 559 ribu barel minyak per hari dan 2.800 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Melalui Subholding Upstream, yakni Pertamina Hulu Energi (PHE), perusahaan telah mengebor lima sumur eksplorasi, 341 sumur pengembangan, menjalankan 523 program workover, serta 15.424 kegiatan well services.
Sejumlah proyek strategis juga telah rampung, seperti pengeboran sumur EPN-002 di wilayah darat Jawa Barat dan akuisisi seismik 3D di Sumatera.
Selain itu, Pertamina mencatatkan penambahan cadangan terbukti (P1) sebesar 40,9 juta barel setara minyak (MMBOE), dan sumber daya 2C sebesar 767 juta MMBOE dari migas konvensional maupun non-konvensional.
“Ini menjadi bukti bahwa PHE terus mendorong penguatan ketahanan energi nasional jangka panjang melalui portofolio domestik dan internasional,” tegas Jaffee.
Capaian strategis lainnya termasuk penandatanganan kontrak bagi hasil Wilayah Kerja (WK) Melati dan Binaya hasil lelang tahap I dan II tahun 2024, serta pelaksanaan survei seismik 3D seluas 452 km² hingga Mei 2025.
- asumsi makro
- BPH Migas
- Ditjen Migas
- eksplorasi,
- Jaffee Arizon Suardin
- Kementerian ESDM
- ketahanan energi
- Komisi XII DPR RI
- kontribusi migas pertamina
- lifting migas
- lifting migas 2025
- penambahan cadangan.
- pertamina
- Pertamina Hulu Energi
- produksi migas
- RDP
- sektor ESDM
- SKK Migas
- strategi pertamina EOR
- sumur eksplorasi pertamina
- target produksi migas
- Tri Winarno