Intel PHK 20 Persen Karyawan, CEO Baru Tunjuk AI dan Accenture Ambil Alih Fungsi Pemasaran
Infoaceh.net — Raksasa chip dunia, Intel Corporation, resmi memulai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di bawah kepemimpinan CEO barunya, Lip-Bu Tan.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 20 persen dari total tenaga kerja global bakal dirumahkan, buntut penutupan divisi chip otomotif di Jerman dan pengalihan fungsi pemasaran ke Accenture yang didukung sistem AI.
Langkah agresif ini dimulai dengan pemecatan 107 karyawan di Santa Clara, California, yang sudah diumumkan melalui mekanisme peringatan sesuai Undang-Undang WARN. PHK mulai berlaku efektif pada 15 Juli 2025.
Tan menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari transformasi Intel menjadi entitas yang lebih ramping, cepat, dan efisien. Ia tak segan menyasar para insinyur, manajer senior, hingga pimpinan proyek di divisi CPU, GPU, dan Foundry.
“Intel perlu menghapus kompleksitas internal dan mempercepat kinerja agar mampu menjawab tantangan zaman,” ujar juru bicara Intel seperti dikutip dari The Economic Times, Rabu (2/7/2025).
Laporan CRN mengungkap bahwa posisi strategis seperti teknisi desain fisik, software engineer cloud, desainer sistem, hingga wakil presiden IT juga termasuk yang terdampak. Bahkan posisi kepala strategi turut dihapus.
Karyawan yang kena PHK akan menerima pemberitahuan 60 hari, kompensasi sembilan minggu gaji, serta sejumlah tunjangan. Target penghematan dari PHK ini mencapai US$500 juta di 2025, dan tambahan US$1 miliar pada 2026.
Divisi chip otomotif Intel di Munich, Jerman, juga resmi ditutup. Padahal unit tersebut sedang mengembangkan platform kendaraan berbasis perangkat lunak di bawah kepemimpinan Jack Weast. Juru bicara perusahaan menyebut, keputusan ini bagian dari strategi CEO Tan untuk fokus pada klien inti dan portofolio pusat data.
Di sisi pemasaran, Intel mengalihkan sebagian operasional ke firma konsultan global Accenture. Fokusnya adalah memperkuat komunikasi dengan pelanggan lewat integrasi teknologi AI untuk membangun citra merek yang lebih solid di tengah persaingan sengit.
Selain itu, Lip-Bu Tan juga meluncurkan reformasi budaya kerja. Ia terang-terangan mengkritik model manajemen lama yang lebih mengedepankan ukuran tim dibanding efektivitas kerja. Baginya, Intel tak butuh banyak birokrasi. “Pemimpin terbaik justru bisa selesaikan lebih banyak pekerjaan dengan jumlah orang paling sedikit,” tegasnya.
PHK massal ini bukan yang pertama bagi Intel. Pada 2024 lalu, perusahaan juga telah memangkas sekitar 15.000 pekerja. Kini, tekanan global akibat turunnya permintaan chip dan persaingan ketat di industri semikonduktor memaksa banyak perusahaan teknologi melakukan efisiensi besar-besaran.
Sepanjang 2025, lebih dari 62.000 pekerja teknologi telah kehilangan pekerjaan, termasuk dari raksasa seperti Microsoft, Amazon, Meta, hingga Google. Sementara Intel masih mencoba menavigasi badai industri demi bertahan di puncak persaingan global.
Sumber: Viva berita