Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Tausiyah Gus Baha di Bulan Muharram: Membersihkan Hati, Meneguhkan Ilmu

“Saya itu i’tikaf bukan cari keris. Tapi jangan ditiru, nanti malah utang ke orang untuk biayanya,” ujarnya sembari tertawa ringan, seperti disampaikan dalam tayangan YouTube Official LP3iA.
Ilustrasi: I'tikaf dan khataman Al-Qur'an dapat sangat baik untuk mengisi bulan Muharram. Sumber: https://nu.or.id/

Banda Aceh, Infoaceh.net – Bulan Muharram menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk memperkuat spiritualitas, memperdalam ilmu agama, dan menata ulang arah hidup.

Hal ini juga menjadi kebiasaan rutin ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Pengasuh LP3iA (Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur’an) itu dikenal memiliki tradisi khas dalam menyambut Muharram dan hari Asyura. Bukan dengan aktivitas mistik, tetapi dengan amalan ilmu dan pendekatan spiritual berbasis ilmu syar’i.

Dalam rutinitas ngaji Tafsir Jalalain Surat Al-Qiyamah ayat 20–40 di kediamannya di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Rembang, Gus Baha mengisahkan kebiasaannya ber-i’tikaf di tempat-tempat bersejarah, berkumpul dengan orang-orang alim, khataman Al-Qur’an, hingga bersilaturahmi dengan sahabat-sahabat ayahandanya, KH Nursalim.

“Saya itu i’tikaf bukan cari keris. Tapi jangan ditiru, nanti malah utang ke orang untuk biayanya,” ujarnya sembari tertawa ringan, seperti disampaikan dalam tayangan YouTube Official LP3iA.

Isi Muharram dengan Majelis Ilmu, Bukan Ritual Kosong

Bagi Gus Baha, Muharram semestinya diisi dengan aktivitas yang mendekatkan diri kepada Allah, terutama yang bernilai edukatif dan reflektif. Ia mendorong masyarakat untuk memanfaatkan bulan suci ini dengan mengaji, dzikir, serta menuntut ilmu keagamaan secara mendalam.

“Muharram itu jangan cuma cuci keris, otaknya juga harus dicuci, diberi ilmu,” tegasnya.

Pesan Gus Baha ini senada dengan hadits Nabi Muhammad ﷺ yang menyebutkan bahwa dunia ini terkutuk kecuali dzikir kepada Allah, orang alim, dan mereka yang menuntut ilmu.

Ia mengingatkan bahwa majelis ilmu adalah bentuk terbaik dalam memuliakan waktu-waktu yang juga dimuliakan Allah, termasuk bulan Muharram.

Antara I’tikaf, Ilmu, dan Keikhlasan

Gus Baha menjelaskan, i’tikaf adalah bentuk penghambaan yang bersifat menyeluruh. Bukan sekadar berdiam diri di masjid, tapi juga mengisinya dengan berbagai bentuk ibadah: membaca Al-Qur’an, bermuhasabah, mendengarkan nasihat ulama, hingga berdzikir dan mengingat hari akhir.

“Saya ngaji Qur’an, Tafsir Jalalain, Hadits Shahih Muslim… pokoknya otak itu perlu makan juga, biar hidup kita terarah,” tuturnya.

Meski dikenal nyentrik dan kadang menyelipkan humor, Gus Baha tetap menjunjung tinggi prinsip tauhid dalam memahami benda-benda simbolik seperti keris.

Ia mengaku memiliki beberapa keris, tapi meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu.

“Saya punya keris banyak. Minta boleh, dikabulkan atau tidak itu lain soal. Ini bahasa mantiq,” katanya berseloroh.

Tradisi dan Spiritualitas Tanpa Mistik Berlebihan

Gus Baha menyentil kebiasaan sebagian masyarakat yang lebih tertarik pada hal-hal magis saat Muharram, seperti ritual pencucian pusaka atau mencari jimat. Ia tidak melarang tradisi selama tidak menyimpang dari akidah, tapi menekankan pentingnya mendahulukan akal, ilmu, dan keikhlasan dalam beragama.

“Kalau mau bersihkan keris, silakan. Tapi jangan lupa bersihkan otak juga. Jangan-jangan jimat kita lebih suci daripada hati dan pikiran kita,” pungkasnya.

Dengan gaya khasnya yang tenang, dalam, dan diselingi tawa, Gus Baha menyampaikan pesan yang menggugah: bahwa bulan-bulan suci seperti Muharram seharusnya dijadikan jalan pulang menuju ilmu, akhlak, dan kesadaran ilahiah.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST menutup pelatihan Karang Taruna Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Ahad sore (6/7) di Pantai Cermin Ulee Lheue. (Foto: Ist)
Realisasi pendapatan RSUD Kota Sabang hingga akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp5.989.711.867 atau 26,20 persen. (Foto: Ist)
Kakak-beradik asal Pidie Al Afdhalul Muktabarullah (24) dan Munadhilatul Asyi (21) yang baru saja pulang dari Tanah Suci merasakan nikmatnya berhaji di usia muda. (Foto: Ist)
Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dalam jumpa pers usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia, di Jakarta, Senin (7/7/2025).
Ilustrasi Ekspor-Impor
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto disambut langsung oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva
Tasawuf dan Geopolitik: Kekuatan Sunyi yang Terlupakan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)
Kepala BPKD Kota Sabang Jufriadi
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Abdullah, menyatakan keprihatinan sekaligus kemarahan mendalam atas kematian Brigadir Muhammad Nurhadi
Pohon yang menyerupai pohon Jeju di Jalan Meureubo, Kopelma Darussalam (tepatnya di samping Lapangan Gelanggang USK). (Foto: Washata.com)
Anoa merupakan satwa dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 dan Permen LHK No. P.106 Tahun 2018
Pemain PSG, Ousmane Dembele rayakan gol ke gawang Bayern Munich
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang digelar di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Minggu (6/7/2025).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Putih Sari
Pakai Kursi Roda, Eggi Sudjana Diperiksa Polda Metro Jaya Terkait Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
2 Petugas Dishub Jakpus Masih Diperiksa Inspektorat Usai Viral Diduga Palak Sopir Bajaj
Fenomena cuaca ekstrem kembali terjadi. Hujan salju dilaporkan turun di Gurun Atacama
ohon Soga (pohon Jeju dianggap orang Aceh). (Foto: Tangkapan layar unggahan Instagram @itsbanuun)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Enable Notifications OK No thanks