Jangan Asal Tuduh, Ini Kata Al-Qur’an tentang Penuduh Zina tanpa Bukti
DI era digital yang serba cepat ini, kehormatan seseorang bisa runtuh hanya dalam hitungan detik, hanya dengan satu unggahan, komentar, atau pesan yang menyebar luas. Media sosial, yang menjadi ruang tanpa batas, sering kali berubah menjadi ladang fitnah dan tuduhan tanpa kendali. Di tengah kebebasan berekspresi, tak jarang orang melontarkan kata-kata yang menyakiti, bahkan mencemarkan nama baik dan merendahkan martabat orang lain.
Salah satu tuduhan paling berbahaya adalah tuduhan zina. Tuduhan ini bukan sekadar mencederai kehormatan seseorang, tetapi juga berpotensi memicu kekacauan sosial, merusak hubungan keluarga, hingga menyeret pelaku fitnah ke dalam dosa besar. Dalam Islam, menuduh seseorang berzina tanpa bukti bukanlah perkara sepele yang bisa diabaikan begitu saja.
Lantas, seberapa serius Islam memandang tuduhan zina ini? Apa konsekuensinya bagi pelaku fitnah? Dan bagaimana Al-Qur’an mengatur tindakan yang merusak kehormatan ini? Mari kita telusuri firman Allah, latar belakang turunnya ayat-ayat terkait, serta penjelasan para ulama untuk memahami betapa beratnya dosa di balik tuduhan tanpa bukti ini.
Al-Qur’an dan Larangan Menuduh Zina Tanpa Bukti
Al-Qur’an dengan tegas melarang menuduh seseorang berzina tanpa bukti yang sah. Tuduhan semacam ini tidak boleh didasarkan pada dugaan, emosi, atau cerita sepihak. Islam menetapkan syarat yang sangat ketat untuk membuktikan perbuatan zina: diperlukan empat saksi yang adil, yang menyaksikan perbuatan tersebut secara langsung dengan mata kepala sendiri. Tanpa bukti sekuat itu, tuduhan dianggap batil, dan pelaku tuduhan justru terancam hukuman berat.
Ketentuan ini dijelaskan dengan jelas dalam Surah An-Nur ayat 4 dan 5:
وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوْا بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَ فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَةً وَّلَا تَقْبَلُوْا لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۚ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (para penuduh itu) delapan puluh kali dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik, kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”