Laptop Pendidikan Jadi Ladang Korupsi, Nadiem Tak Lagi ‘Muda dan Bersih’
Infoaceh.net – Nama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim kembali menjadi sorotan tajam publik. Ia terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,982 triliun yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020–2022.
Nadiem telah diperiksa selama 12 jam oleh Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung pada Senin, 23 Juni 2025. Namun status hukumnya belum juga diumumkan. Direktur Penyidikan Jampidsus Abdul Qohar menyebut pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap alat bukti sebelum menetapkan posisi hukum mantan bos Gojek itu.
Meski demikian, Kejagung telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Mulyatsyah (mantan Direktur SMP Kemendikbudristek), Sri Wahyuningsih (mantan Direktur SD), Ibrahim Arief (konsultan teknologi), serta Jurist Tan (mantan staf khusus Mendikbudristek). Jurist Tan diketahui hingga kini masih berada di luar negeri.
Nama Nadiem kian tersorot lantaran para tersangka merupakan orang-orang yang bekerja di bawah komando dan struktur kebijakan digitalisasi yang ia gulirkan selama menjabat. Proyek Chromebook ini bagian dari program Merdeka Belajar yang sejak awal digadang-gadang sebagai terobosan era baru pendidikan digital di tengah pandemi.
Nadiem sendiri lahir di Singapura pada 4 April 1984, dari pasangan Nono Anwar Makarim, aktivis dan advokat senior, dan Atika Algadri. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya, Rayya Makarim dikenal di dunia perfilman, sementara Hana Makarim menekuni bisnis kuliner.
Setelah menempuh pendidikan menengah di Singapura, Nadiem melanjutkan ke Brown University, Amerika Serikat, mengambil jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat mengikuti program di London School of Economics. Gelar MBA diraihnya dari Harvard Business School, tempat ia berteman dekat dengan Anthony Tan, pendiri Grab.
Karier profesionalnya dimulai dari McKinsey & Company, sebelum mendirikan Gojek yang meledak di pasar Asia Tenggara. Gojek yang ia dirikan pada 2010 berkembang pesat hingga menyandang status decacorn dengan valuasi di atas 10 miliar dolar AS pada 2019.
Popularitas itu menghantarkannya ke kabinet Jokowi, ditunjuk sebagai Mendikbud pada 23 Oktober 2019. Ia kemudian dipercaya memimpin Kemendikbudristek setelah peleburan dua kementerian. Di bawah kepemimpinannya, Nadiem mencanangkan Merdeka Belajar dan menghapus Ujian Nasional, menggantinya dengan Asesmen Nasional berbasis AKM, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Namun, kini karier politik Nadiem di ujung tanduk. Proyek digitalisasi pendidikan yang ia banggakan justru menjadi ladang dugaan bancakan APBN. Chromebook yang seharusnya menjadi alat pembelajaran justru berubah menjadi barang bukti korupsi. Nama besar Nadiem sebagai menteri milenial pun ikut tercoreng di tengah gelombang pemeriksaan hukum yang belum berkesudahan.