Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Tenaga Pendidik Lemah Memperlambat Kemajuan Pendidikan Aceh

Silaturrahmi dan Dialog Interaktif Wakil Ketua DPRA Safaruddin dengan Cabang Dinas Pendidikan Aceh Cabang Aceh Barat Daya (Abdya) dan para kepala sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK) se-Abdya, Kamis (1/4)

Blangpidie – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Safaruddin menilai lemahnya pendidikan di Aceh dikarenakan lemahnya tenaga pendidik. Hal itu menurutnya berpengaruh dengan kemajuan pendidikan di Aceh.

“Kelemahan kita dalam wajah pendidikan itu dinilai kenapa tidak mampu mendorong pendidikan untuk cepat (membaik) itu faktor dari tenaga pengajarnya (pendidik). Tenaga pengajar menjadi tolak ukur dari maju tidaknya generasi yang dipersiapkan,” kata Safaruddin dalam kegiatan Silaturrahmi dan Dialog Interaktif dengan Cabang Dinas Pendidikan Aceh Cabang Aceh Barat Daya (Abdya) dan para kepala sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK) se-Abdya, Kamis (1/4), dalam rangka Reses I Tahun 2021 yang dilakukan di Daerah Pemilihannya di Dapil IX yang meliputi Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam.

Dia mencontohkan, kepala sekolah meski memiliki manajemen yang baik, namun jika tidak didukung dengan tenaga pengajar yang sesuai dengan bidang dan keahliannya, maka hal tersebut akan memperlambat laju dari pengembangan pedidikan di Aceh

“Kebutuhan guru matematika misalnya, dalam satu sekolah kebutuhannya tiga tapi hanya punya dua, jadi guru itu harus berbagi waktu, yang akhirnya tidak akan fokus. Begitu juga bidang studi lainnya. Jadi tenaga pengajar faktor keterlembatan kita dalam memajukan dunia pendidikan,” ujarnya.

Persoalan itu, kata Safaruddin, harus dievaluasi segera oleh Dinas Pendidikan Aceh bersama para kepala sekolah, dengan harapan agar persoalan pendidikan di Aceh dapat tertangani dengan baik.

“Pergantian kepala dinas itu juga menjadi kendala. Kalau dunia pendidikan orientasinya sudah ada pragmatisme politik, maka tunggulah kehancuran dunia pendidikan itu. Jadi terlalu banyak mutasi kepala dinas, kabid, atau kepala sekolah itu tidak baik. Jadi ini juga menjadi bagian evaluasi dalam kemajuan dunia pendidikan di Aceh,” ungkap politisi kelahiran Abdya ini.

Selain itu, Safaruddin juga menambahkan, manajemen di sekolah dalam hal memberikan kemajuan bagi peserta didik untuk bisa mendapatkan prestasi, harus didukung dengan infrastruktur fasilitas-fasilitas penunjuang pendidikan, seperti laboratorium maupun infrastruktur penunjuang pendidikan lainnya.

“Saat ini, yang dikejar hanya pembangunan infrastruktur fisik. Saya khawatir, kalau kepala sekolah hanya mengejar fisik maka akan terjadi commitment fee. Kalau kepala sekolah seperti ini, maka sama saja seperti kontraktor,” tegasnya.

Untuk itu, Safaruddin berharap, para pemangku kepentingan khususnya kepala sekolah menengah atas yang merupakan kewenangan provinsi, melakukan perubahan tata kelola pemerintahan untuk pendidikan, untuk mengubah wajah pendidikan di Aceh.

“Boleh apa saja kita masukkah program atau alokasikan APBA ke sekolah-sekolah, tapi dengan catatan itu hanya untuk mempercepat kemajuan dunia pendidikan di tingkat SMA,” ujarnya.

Safaruddin menegaskan, dirinya konsen dalam hal dunia pendidikan, dikarenakan jabatan yang diamanahkannya saat ini sebagai Wakil ketua DPRA III adalah membidangi pendidikan.

“Untuk itu, saya akan fokus untuk mengawasi persoalan-persoalan pendidikan Aceh. Saya juga berharap, para kepala sekolah memberikan gambaran ke saya mana sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pengajarnya, sehingga nanti bisa dilakukan advokasi untuk penambahan tenaga pengajar ke sana,” ungkap Safaruddin.

Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Abdya, Syarbaini, dalam pertemuan itu mengatakan sangat banyak sekolah-sekolah menengah atas di Abdya yang membutuhkan dukungan Pemerintah Aceh dalam hal membenahi infrastruktur sekolah yang kurang memadai.

Selain itu, Syarbaini mengatakan banyak sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) di Abdya yang tidak memiliki alat praktek.

“Untuk itu, kami berharap Pak Safaruddin yang merupakan satu-satunya wakil dari Abdya di DPRA, dapat menyuarakan persoalan-persoalan kekurangan infrastruktur dan penunjang fasilitas pendidikan di Abdya untuk dibahas di tingkat provinsi,” harapnya.

Selain Kepala Cabang, dalam pertemuan itu para kepala sekolah menengah atas dan kejuruan se-Abdya yang hadir dalam pertemuan itu juga menyampaikan berbagai keluhan terkait kekurangan infrastuktur sekolah, penunjang fasilitas pendidikan, serta kekurangan tenaga pengajar. Selain itu, beberapa kepala sekolah juga menyampaikan adanya pemotongan anggaran-anggaran insentif sekolah, sehingga diharapkan DPRA dan Dinas Pendidikan Aceh dapat mengupayakan adanya Bantuan Operasioal Sekolah Daerah (BOSDA) untuk anggaran penunjang berbagai kebutuhan di sekolah.

Salah satu persoalan pendidikan di Abdya juga disampaikan Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Abdya, Murniati. Dia mengaku, SLB Abdya yang di dalamnya terdapat sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP), hingga menengah atas (SMA), dimana SLB yang dipimpinnya sangat mengalami kendala dalam memberikan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendapatkan perhatian pemerintah.

Menanggapi hal itu, Safaruddin mengatakan persoalan kekurangan tenaga pengajar, khususnya untuk SLB, bukan hanya terjadi di Abdya melainkan seluruh Aceh. Dia sepakat untuk membahas hak tersebut nantinya di tingkat provinsi agar Pemerintah Aceh dapat segera mencari jalan keluar dari persoalan tersebut.

“Persoalan ini, akan saya tampung semuanya dan sampaikan ke Komisi VI DPRA yang membidangi pendidikan, untuk diadvokasi dengan Dinas Pendidikan Aceh, untuk dicari jalan keluarnya. Saya juga berharap bantuan Kepala Cabang Disdik Abdya untuk memetakan berbagai persoalan pendidikan di sini, untuk kami bahas dan perjuangkan nantinya di Parlemen Aceh,” pungkas politisi Partai Gerindra Aceh ini. (IA)

Lainnya

Ilustrasi. Nigeria tangkap jaringan pengedar narkoba manfaatkan perjalanan haji ke Saudi.
Aman Dikhianati Ayah Sendiri, Ayesha Kini Jadi Ibu Tiri
Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi
Terungkap, Brigadir Nurhadi Tewas Setelah Ciumi Cewek Bokingan Ipda Haris Chandra
Fatwa Haram Tak Akan Hentikan Saya!
Rencana Ceramah Dr Zakir Naik, PCNU Malang: Jangan Provokatif
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal membuka Musrenbang RPJM Banda Aceh Tahun 2025-2029. (Foto: Ist)
Bobby Nasution Baperan dan Mending Urus Kadis yang Ditangkap KPK
Golkar Minta DPR Segera Bacakan Surat Usulan Pemakzulan Gibran: Biar Tak Digoreng-goreng
Seluruh Kementerian Teriak Tambah Anggaran, Begini Kata Banggar DPR
Amanda Manopo jadi korban pelecehan saat dikerumuni fans di lokasi syuting, area sensitif diremas
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan langsung oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal bersama Bupati Aceh Tenggara M Salim Fakhry, Bupati Aceh Selatan Mirwan, dan Bupati Aceh Barat Tarmizi di Pendopo Wali Kota, Rabu (9/7/2025).
Garuda Indonesia menetapkan jamaah haji kloter 09 sebagai kloter terbaik dalam pelaksanaan ibadah haji Aceh 2025. (Foto: Ist)
Dalam upaya merancang arah pendidikan lebih adaptif dan bernilai spiritual, SMAN 9 Banda Aceh menggelar Rapat Kerja tahunan selama tiga hari, 7–9 Juli 2025. (Foto: Ist)
Sebut Fatwa Haram oleh MUI Hambat Indonesia Jadi Negara Maju, Pengusaha Sound Horeg Dirujak Warganet
Wisata Gratis Jelajahi IKN Sampai 28 Juli, Apa Saja yang Bisa Dilihat?
semangka

Semangka: Si Buah Manis Penyegar Jantung, Ini Sederet Manfaatnya!

Kesehatan & Gaya Hidup
Nikah Massal 100 Pasangan di Masjid Istiqlal

Bukan Zodiak, Ini Sifat Asli Pasangan Dilihat dari Golongan Darah

Kesehatan & Gaya Hidup
Indonesia Kembali Tambah Bebas Visa Jadi 15 Negara, Turki dan Brasil Resmi Masuk
Banyak PSK Berkeliaran di Ibu Kota, Pemerintah Akhirnya Buka Lokalisasi Resmi
Enable Notifications OK No thanks