PWI Keluarkan Panduan Peliputan Wabah Covid-19
Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari
JAKARTA — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengeluarkanPanduan Peliputan Wabah Coronavirus Disease (Covid-19).
Panduan ini dibuat khusus untuk para wartawan, sehingga ruang lingkupnya pun lebih ditujukan kepada kepentingan wartawan.
Selain itu, panduan ini dibuat dengan struktur dan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami para wartawan. Tetapi tetap mencakup semua yang terkait peliputan wabah Covid-19.
Panduan Peliputan Wabah Covid-19 ini juga disampaikan kepada Ketua PWI Provinsi se-Indonesia berdasarkan surat Nomor : 826/PWI-P/LXIIV/2020 tanggal, 7 April 2020 yang ditandatangani Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari dan Sekjen Mirza Zulhadi
“Setelah melihat perkembangan di lapangan dan terutama setelah pemerintah mengeluarkan ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), baik untuk perlindungan terhadap wartawan maupun keselamatan publik, pengurus PWI merasa perlu mengeluarkan Panduan Peliputan Wabah Covid -19,” kata Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari, di Jakarta, Rabu (8/4).
Menurut Atal, panduan ini sebenarnya sudah dipersiapkan sejak merebaknya wabah Covid-19, tetapi untuk menampung berbagai persoalan mutakhir yang munculnya dalam peliputan di lapangan, sengaja panduan ini baru disahkan saat ini dan diberlakukan mulai Rabu, 8 April 2020.
Dijelaskannya, wartawan karena kewajiban profesinya tidak memungkinkan menghindar untuk selalu memberitakan perkembangan
pencegahan, pemberantasan, penyembuhan, dan penularan Covid-19. Sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik dan Kode Perilaku Wartawan, dalam pemberitaan soal Covid-19, wartawan juga harus membuat berita yang akurat, berimbang dan tidak menghakimi.
Untuk memperoleh data dan fakta yang tepat, wartawan seringkali perlu juga langsung turun ke lapangan menyaksikan dan mewawancarai para pihak yang terkait dengan pemberitaan kasus Covid-19.
Dengan demikian, dalam melaksanakan profesinya, wartawan sendiri rentan tertular dan menjadi pasien atau korban Covid-19. Apabila wartawan sudah positif terkena Covid-19, wartawan sekaligus pula menjadi subjek yang membawa penularan Covid-19 tersebut.
Untuk menjaga keselamatan wartawan, sekaligus keselamatan publik dari bahaya Covid-19, perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) dalam peliputan wartawan terkait Covid-19.
Begitu pula karena wabah Covid-19 menimbulkan dampak di hampir semua aspek kehidupan yang sangat luas, wartawan perlu memiliki kesadaran mendalam untuk sangat berhati-hati mewartakannya. Atas dasar itulah Panduan Peliputan Berita Covid-19 ini dibuat.
Sementara Ketua Tim Perumusan Panduan Peliputan Wabah Covid-19, Wina Armada Sukardi menerangkan, panduan ini telah mengadopsi juga perkembangan teknologi. Misalnya postingan dari pasien Covid-19 di media sosial boleh dikutip wartawan sepanjang sudah terverifikasi keakuratannya.
“Juga tidak mengandung unsur kengerian, fitnah, dan harus menyebut sumber yang jelas,” tegas Wina.
Wina menambahkan, pemakaian drone tidak boleh mengganggu ketenangan pasien dan dokter yang menangani kasus Covid-19. “Untuk ketinggian tertentu harus mendapat izin dari otoritas di bidang ini,” pungkas Wina.
Dalam panduan yang terdiri atas 13 poin itu, antara lain diatur:
- Wartawan dalam meliput berita Covid-19 mengutamakan perlindungan kesehatan dan keselamatan diri daripada perolehan bahan pemberitaan. Oleh karena itu wartawan selalu berupaya menghindar dari kemungkinan terjangkit Covid-19 dibanding meliput apapun dengan kemungkinan risiko terkena Covid-19.