Bakal Jadi Bank BUMN, Ekonom: Sudah Waktunya BSI Naik Kelas
JAKARTA — Bank Syariah Indonesia (BSI) pada tahun ini ditargetkan menjadi perusahaan BUMN. Hal ini seiring dengan adanya kesepakatan para pemilik saham dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Akan tetapi upaya memperkuat BSI diharapkan tidak berhenti hanya di situ. Bank syariah hasil merger Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRIsyariah tersebut perlu menambah tebal permodalan agar dapat menjadi lokomotif ekonomi syariah yang dapat diandalkan.
Sebagaimana diketahui, bank adalah bisnis yang sarat permodalan. Semakin tebal modal inti sebuah bank, maka kredibilitasnya akan naik di mata nasabah dan juga investor.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Sulistyo mengatakan bahwa penambahan modal BSI adalah kebutuhan mendasar saat ini untuk meningkatkan manfaat bank tersebut terhadap ekonomi syariah.
Pasalnya dengan menjadi bank BUMN papan atas, BSI akan mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk menghimpun lebih banyak dana pihak ketiga (DPK).
“Preferensi masyarakat Indonesia itu kalau menabung di bank BUMN merasa lebih aman, apalagi kalau banknya besar,” katanya, Senin (7/3).
Eko menjelaskan bahwa DPK akan menyokong fungsi intermediasi bank. Dengan likuiditas yang mumpuni, bank akan lebih leluasa menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor potensial di Tanah Air.
Sementara itu berdasarkan kinerja satu tahun pascamerger, BSI telah menunjukan performa positif, baik dari sisi aset dan juga kemampuan mencetak keuntungan. Per Desember 2021, laba bersih bank naik 38,42% secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,03 triliun. Capaian ini mampu bersanding dengan 10 besar bank di Indonesia.
Capaian laba tersebut juga tercermin dari rasio keuangan sepanjang tahun lalu. Tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) BSI meningkat dari 11,18% menjadi 13,71%. Kemudian, return on Asset [ROA] juga mengalami perbaikan dari 1,38% menjadi 1,61%.
Bank syariah terbesar di Indonesia ini juga berhasil meningkatkan efisiensi. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BSI turun dari 84,61% menjadi 80,46%.