Abu Mudi Lantik Pengurus Rabithah Thaliban Aceh, Sekda Singgung Upaya Pelemahan Syariat
BANDA ACEH — Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh (PB-RTA) masa bakti 2023-2027 yang diketuai Tgk Miswar Ibrahim Njong resmi dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Majelis Mustasyar Rabithah Thaliban Aceh Syeikh H Hasanoel Bashri HG (Abu Mudi), Rabu malam (29/11).
Pelantikan berlangsung di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, turut dihadiri para ulama Aceh, pimpinan dayah, dan Sekda Aceh Bustami Hamzah dan para tokoh lainnya.
Sekda Aceh dalam sambutannya menyampaikan, tantangan eksternal di era global yang bergerak begitu progresif, menjadi tantangan bagi Rabithah Thaliban Aceh (RTA) terutama terkait adanya upaya pelemahan syariat, di Bumi Serambi Mekkah.
“Pada tataran ini, kami sangat yakin Rabithah Thaliban Aceh dengan semangat militansinya akan mampu menjawab problematika tersebut, menggunakan berbagai strategi pendekatan baik aspek akidah, ibadah dan muamalah umat Islam di Aceh. Dengan demikian, cita-cita menjalankan syariat Islam secara kaffah akan terimplementasi secara baik dan benar,” kata Sekda.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, Sekda berpesan agar kepengurusan RTA yang baru harus menjadi organisasi pemersatu seluruh santri dari berbagai dayah di Aceh.
“Kami optimis, RTA dengan semangat kolaboratif, dapat mengayomi seluruh santri dan alumni dayah sebagai bagian dari Rabithah Thaliban Aceh. Karenanya, Rabithah Thaliban harus menjadi rumah bagi setiap orang baik yang sedang menuntut maupun yang pernah belajar di dayah,” kata Bustami.
Dalam sambutannya, Sekda juga menyampaikan, dinamika politik saat ini yang seharusnya dapat mencerahkan dan mematangkan umat, justru cenderung menghilangkan rasa beragama, berbangsa, dan bernegara.
Hal ini terjadi karena pengaruh penyebaran hoax dan ujaran kebencian melalui media yang sulit dibendung.
Menyikapi hal tersebut, Sekda mengajak Pengurus RTA bergerak bersama Pemerintah dalam upaya melawan berbagai elemen negatif, berupa penyebaran hoaks dan ujaran kebencian, dengan pola edukatif yang mencerahkan masyarakat.
“Hal ini penting kita lakukan agar Pemilu 2024, berjalan dengan aman dan masyarakat Aceh, tetap menjaga perdamaian dan persatuan,” imbuh Sekda.