HK Rampung Bangun 7 Gedung Baru Universitas Malikussaleh Senilai Rp 140,7 Miliar
Infoaceh.net, LHOKSEUMAWE – PT Hutama Karya (HK) menyelesaikan pembangunan 7 gedung kampus di Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe pada November 2024 dan siap diresmikan awal 2025.
Pembangunan ini tersebar di dua lokasi, yaitu Bukit Indah Kampus (Lhokseumawe) dan Reuleut Kampus (Aceh Utara). Proyek senilai Rp140,7 miliar ini dibangun sejak 16 Agustus 2021.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan proyek ini memberikan dampak sosial signifikan dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan di Aceh, terutama melalui pembangunan gedung-gedung baru yang memungkinkan Universitas Malikussaleh meningkatkan kapasitas penerimaan mahasiswa dan mutu tenaga pendidik.
“Hutama Karya di bawah Kementerian BUMN percaya bahwa langkah awal untuk mendukung pendidikan bermutu dimulai dari membangun infrastruktur pendidikan tinggi yang memadai. Kami berharap gedung-gedung baru ini dapat memberikan akses pendidikan lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat.
Kehadiran gedung ini juga akan membantu meningkatkan kenyamanan kegiatan belajar mengajar bagi sekitar 21.274 ribu mahasiswa dan 877 orang dosen/tenaga pendidik di Universitas Malikussaleh,” ujar Adjib, pada Jum’at (24/1/2025).
Pembangunan ini mencakup 4 gedung di Bukit Indah Kampus, yaitu Fakultas Teknik seluas 5.966,77 m², Fakultas Ilmu Sosial dan Politik seluas 2.546,01 m², Fakultas Ekonomi seluas
3.328,39 m² dan Fakultas Hukum seluas 2.834,67 m².
Selain itu, terdapat 3 gedung di Reuleut Kampus, yaitu Fakultas Pertanian seluas 3.265,43 m², Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan seluas 3.415,09 m², serta Fakultas Kedokteran seluas 2.286,19 m², dengan total luas lantai keseluruhan mencapai 23.642,55 m².
Kehadiran gedung-gedung ini akan membantu meningkatkan kenyamanan kegiatan belajar mengajar mahasiswa dan dosen di Universitas Malikussaleh, sekaligus memberikan akses pendidikan lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat.
Lebih lanjut Adjib menambahkan proyek ini mengintegrasikan desain yang memanfaatkan material lokal dan memasukkan unsur budaya Aceh pada fasad bangunan, yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing (MEP) serta tata lanskap bangunan.