Cari Uang yang Halal, Jangan Begitu!
Infoaceh.net – Mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menyindir keras pihak-pihak yang menuduh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan ijazah palsu. Ia menyebut tuduhan itu sebagai proyek besar yang digerakkan dengan motif uang dan kepentingan politik.
“Saya datang ke Pak Jokowi dan sempat bicara soal ini. Orang ini luar biasa dalam sejarah politik Indonesia, dari wali kota dua periode, gubernur, hingga presiden dua periode. Kok bisa-bisanya dituduh ijazahnya palsu?” kata Ngabalin dalam kanal YouTube Sindonews, dikutip Jumat (23/5/2025).
Ngabalin menilai, tuduhan tersebut tidak hanya tidak masuk akal, tapi juga sarat dengan kepentingan tersembunyi.
“Itu proyek besar. Proyek tanpa tender dengan uang besar yang sudah berjalan bertahun-tahun. Kok gak habis-habis juga?” ujarnya.
Ia menuding bahwa para pelapor seperti Roy Suryo hanya mencari panggung dan nafkah dengan cara yang tidak beradab.
“Cari makan itu harus halal. Jangan pakai cara menghujat dan mencaci. Ini negara punya peradaban,” tegas Ngabalin.
Ngabalin juga mengaku mengenal sejumlah tokoh yang melaporkan Jokowi, bahkan pernah mendapat curhat dari mereka.
“Saya tahu siapa saja mereka. Ada yang datang ke saya, mengeluh soal Jokowi. Jadi saya paham betul,” ungkapnya.
Ngabalin juga menilai, tuduhan soal ijazah palsu ini berkaitan erat dengan manuver politik untuk menghambat laju Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
“Setelah Jokowi berhenti, anaknya jadi wakil. Kalau tidak sekarang diadang, kapan lagi? Ini jelas upaya politik,” ujarnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri resmi menghentikan penyelidikan laporan dugaan ijazah palsu Jokowi yang dilayangkan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA). Polisi menyatakan tidak ditemukan unsur pidana dalam kasus ini.
“Kami dapatkan dokumen asli ijazah Jokowi dan telah diuji secara laboratoris dengan pembanding. Hasilnya autentik,” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro.
Namun, Roy Suryo tetap bersikeras tidak percaya dan menuntut pembuktian di pengadilan.
“Mana barangnya? Tidak ditunjukkan. Itu baru sebagian alat bukti. Harus diuji lagi secara ilmiah,” kata Roy.
Roy menyebut, pernyataan bahwa ijazah itu “identik” belum cukup membuktikan keasliannya.
Ngabalin menegaskan bahwa pelaporan balik yang dilakukan Jokowi bisa berujung proses hukum serius bagi pihak-pihak yang menuduh.
“Kalau begini terus, tinggal kita lihat saja. Di Salemba atau Sukamiskin, nanti kita jenguk,” kata Ngabalin menyindir.
Ia juga menyebut, keikutsertaan Jokowi langsung dalam pelaporan menunjukkan betapa seriusnya presiden merespons tuduhan ini.
“Bayangkan, orang sekelas Jokowi sampai harus bawa-bawa ijazah ke Polda. Ini pasti menyentuh relung hatinya,” pungkas Ngabalin.