Lhokseumawe – Puluhan anak-anak pengungsi etnis Rohingya yang berada di gedung bekas kantor imigrasi antusias mengikuti kegiatan trauma healing yang diberikan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di lokasi pengungsian mereka di Jalan Medan-Banda Aceh, Punteut, Blang Mangat, Lhokseumawe, Ahad (28/6).
Trauma healing dilaksanakan bertujuan menghilangkan rasa trauma akibat cukup lama berada di lautan. Kegiatan baru dapat dilaksanakan dua hari setelah mereka tiba di bumi Serambi Mekkah karena harus terlebih dahulu didata oleh pihak Imigrasi.
Kegembiraan terlihat di setiap wajah yang begitu ceria puluhan anak Rohingya yang mengikuti kegiatan trauma healing. Mereka mengikutinya dengan tertib yang dipandu salah satu pengungsi Rohingya yang sudah sedikit bisa berbahasa Indonesia.
Kepala Cabang ACT Lhokseumawe Thariq Farline menuturkan, trauma healing merupakan salah satu solusi yang tepat mengantisipasi post-traumatic syndrome disorder di kalangan anak-anak, serta memulihkan psikologis setelah terhempas di lautan ganas.
“Harapannya mereka dapat ceria dan kembali ceria,” katanya.
Ia menambahkan, dalam kegiatan trauma healing menyertakan edukasi seperti mengajarkan salawat, asmaul husna, dan membaca surat Al-Fatihah.
“Diantara mereka ada yang masih dalam usia pendidikan. Daripada mereka hanya duduk saja di dalam, maka kita berikan edukasi,” terangnya.
Ke depannya, aksi-aksi serupa akan terus dilakukan seperti menggambar maupun membuat outbound bersama anak-anak Rohingya di pengungsian.
Kini, kondisi di tempat pengungsian lebih nyaman dan anak-anak Rohingya sangat cepat dekat, meskipun terkendala bahasa. (IA)