Ary Ginanjar: Kemerosotan Moral Menjadi “Tsunami” Kedua bagi Banda Aceh
Infoaceh.net, BANDA ACEH – Pendiri Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Leadership Center Ary Ginanjar menilai kemerosotan akhlak dan moral seakan menjadi “tsunami” kedua bagi Banda Aceh.
“Ini ‘tsunami’ iman yang berujung pada ‘tsunami’ moral dan akhlak. Ini juga menjadi tamparan bagi saya,” ujar Ary Ginanjar saat temu ramah dengan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal di pendopo wali kota, Sabtu, 26 April 2025.
Acara yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban tersebut, dihadiri oleh unsur forkopimda, akademisi, legislatif, hingga BNN, serta para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh dan alumni ESQ Aceh.
Ary Ginanjar mengaku prihatin selaku sosok yang lekat dengan Aceh sejak lama hingga memiliki dua orang cucu berdarah Aceh.
“Namun yakinlah, tak ada daun yang jatuh dan debu yang terbang tanpa seizin Allah,” ujarnya.
Dirinya pun bersyukur Illiza terpilih sebagai Wali Kota Banda Aceh karena kepeduliannya terhadap akhlak bangsa.
“Saya meminta seluruh alumni ESQ untuk mendukung beliau agar proses penyelamatan generasi Aceh berhasil,” terangnya.
Selanjutnya, Ary Ginanjar berbagi aplikasi penilaian berbasis data “Talent DNA” yang dikembangkannya bagi jajaran pejabat dan staf pemerintahan Kota Banda Aceh. “Dengan Talent DNA, ibu wali kota akan bisa menerapkan konsep ‘put the right man at the right place’.”
Menurutnya, Talent DNA berfungsi sebagai alat penilaian talenta untuk mengungkap potensi tersembunyi dan membantu individu mengenali kekuatan serta kelemahan mereka.
“Seberapa cepat kita bisa mencari orang-orang yang sesuai dengan bidangnya? Hari ini saya beri hadiah untuk Pemko Banda Aceh: Talent DNA,” ujarnya seraya menyebut aplikasi serupa sudah digunakan Badan Kepegawaian Negara (BKN), Mahkamah Agung, hingga Kementerian Agama.
“Insya Allah, dengan aplikasi ini, semua pegawai Pemko Banda Aceh akan mampu bekerja dengan 3E: excellent, enjoy, and ease,” ujarnya lagi.
Dalam sambutannya, Wali Kota Illiza mengenang saat pertama kali mengenal motivator ulung sekaligus pendidik dan pengusaha sukses Indonesia itu.
“Dulu waktu maraknya aliran sesat di Banda Aceh, hanya Pak Ary Ginanjar yang menanggapi dan membantu saya membenahi kota ini,” ungkapnya.
Setelah tak lagi menjabat wali kota dan terpilih sebagai anggota DPR-RI, sekira tujuh tahun kemudian, Illiza menemukan fakta kemerosotan moral generasi muda di ibu kota Provinsi Aceh kini sangat memprihatinkan.
Hal tersebut terbukti dalam operasi penegakan syariat Islam tiga malam berturut-turut yang ia pimpin langsung baru-baru ini.
“Hasilnya sungguh di luar ekspektasi dan harapan saya. Begitu banyak pelanggar syariat yang terjaring dan mayoritas anak muda,” ujarnya.
Kalau soal defisit anggaran yang kini membebani Pemko Banda Aceh, Illiza optimis dapat mengatasinya. Salah satunya, berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Tapi persoalan moral tidak mudah. Saya shock sebenarnya,” ucapnya.
“Bukan hanya khalwat dan narkoba, namun seks bebas hingga open BO sekarang merajalela di kota kita,” ujar Illiza.
Ia pun berharap kehadiran Ary Ginanjar yang begitu concern terhadap persoalan akhlak, dapat memberi banyak masukan bagi pihaknya dalam memimpin Banda Aceh.
“Hendak dibawa ke mana arah pembangunan kota ini ke depan, mohon arahannya,” pungkasnya.