Banda Aceh Persiapkan Diri Menuju ‘New Normal’
Hal lainnya, wali kota meminta masyarakat untuk mewaspadai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menjadi carrier virus Corona, mengingat satu orang warga Banda Aceh terkonfirmasi positif meski tidak memunjukkan gejala klinis seperti demam, batuk atau sesak nafas, pada Kamis (28/5).
Menurut Aminullah, OTG ini yang lebih berbahaya karena bisa menularkan virus Corona secara diam-diam. OTG ini tidak terdeteksi dan bisa saja ia tidak menyadari apapun, kecuali diuji medis baik rapid test maupun pemeriksaan swab tenggorokan di Laboratorium.
“Karenanya kita harus lebih waspada terutama terhadap orang yang baru saja pulang dari luar kota,” harapnya.
Pada rapat yang bertepatan dengan hari terakhir penetapan status tanggap darurat skala provinsi untuk menangani pandemi Corona itu, juga dipaparkan kerja-kerja yang sudah dilakukan Pemko Banda Aceh dan Tim Siaga Covid-19
“Terkait refocusing anggaran ada penambahan dari Rp 19 miliar menjadi Rp 24,7 miliar, dan realisasinya per 28 Mei 2020 mencapai Rp 7,3 miliar yang kita gunakan untuk pengadaan paket Sembako, peralatan dan perlengkapan disinfektan, serta biaya-biaya lainnya,” kata wali kota.
Adapun berbagai hal yang sudah dilakukan diantaranya penyemprotan disinfektan di tempat publik termasuk rumah ibadah, pemberian diskon tagihan PDAM, penyelenggaraan rapid test, dan pembagian paket Sembako dan masker. “Perwal wajib masker juga sudah kita keluarkan beberapa waktu yang lalu,” bebernya.
Di sisi lain, upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara gencar terus dilakukan. “Bahkan Banda Aceh termasuk yang paling aktif jika dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Kalau publikasi via media massa, Kota Banda Aceh dan wali kotanya bahkan nomor satu paling banyak pemberitaan tentang Covid-19,” pungkasnya. (IA)