Bantuan daging meugang dari Darwati A. Gani untuk dibagikan kepada fakir miskin, anak yatim dam kaum duafa.
Banda Aceh – Di tengah kondisi perekonomian masyarakat Aceh saat ini dalam kesulitan sebagai dampak dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), tentu sangat berat bagi sebagian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mendesak pada hari meugang ketika menyambut bulan suci Ramadan 1441 Hijriah.
Selain banyak usaha di berbagai sektor yang kehilangan pendapatan, kalangan masyarakat kurang mampu seperti fakir miskin, anak yatim dan kaum duafa juga turut merasakan
kesedihan di saat hari meugang.
Tergerak dari kondisi masyarakat yang tengah dalam kesusahan tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Darwati A. Gani menyatakan, dirinya tidak bisa tinggal diam dan berpangku tangan begitu saja ketika melihat penderitaan kaum lemah dan mereka yang kehilangan tempat mengadu saat hari meugang.
Mantan first lady Aceh ini langsung berinisiatif untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan daging meugang untuk mereka yang tidak sanggup membeli karena harganya selangit bagi masyarakat kelas bawah ini.
Pada hari meugang pertama, Rabu (22/4), Anggota DPRA dari Fraksi PNA ini memotong empat ekor sapi untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat kurang mampu seperti fakir miskin dam anak yatim.
Dari 4 ekor sapi ini berhasil terkumpul sebanyak 210 tumpuk daging untuk disalurkan ke beberapa panti di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, anak yatim, fakir miskin beberapa tetangga kurang mampu yang dipilih.
“Tradisi meugang ini, dalam keadaan sulit seperti sekarang ini pun sulit untuk dihilangkan. Ini adalah meugang gotong royong kami, dengan menyembelih 4 ekor lembu dengan dana urunan dari kawan-kawan,” kata Darwati A. Gani.
Istri mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf ini pun sebenarnya berharap bisa menyembelih lebih dari empat ekor sapi, sehingga bisa terkumpul lebih banyak lagi tumpukan daging untuk dibagikan kepada anak yatim dan duafa yang lebih banyak lagi.
“Alhamdulillah dapat 210 tumpuk. Kami juga mohon maaf hanya segitu yang bisa kami berikan untuk meringankan beban mereka di hari meugang ini. Terima kasih untuk semua yang sudah bersedia membantu dengan sukarela. Bahkan, yang kerja menyembelih sapi pun tidak mau dibayar, mereka hanya mengambil 1 tumpuk daging untuk dibawa pulang saat mengetahui daging meugang ini adalah untuk diberikan kepada masyarakat kurang mampu yang sangat membutuhkan,” terang Darwati.
Menurutnya, meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu di kalangan masyarakat Aceh dalam menyambut puasa Ramadan.
Darwati A Gani bergerilya untuk membagikan daging meugang kepada yatim piatu dan fakir miskin yang sedang kesulitan akibat wabah Corona ini.
Menurut Darwati, pantang bagi sebuah keluarga Aceh jika tidak memasak daging pada hari Meugang. Karena Meugang memiliki nilai religius karena dilakukan pada hari-hari suci umat Islam.
Masyakarat Aceh percaya bahwa nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang. “Nah dalam kondisi begini anak yatim piatu, orang miskin dan kaum duafa bagaimana nasibnya? Siapa yang perhatikan kebutuhan mereka. Makanya kita bergerak untul membantunya,” tambah Darwati.
Ia juga berharap para dermawan yang masih diberikan kelebihan harta oleh Allah, agar terketuk hatinya membantu semampunya kepada anak yatim dan fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan daging meugang.
Menurut Darwati yang juga Ketua Umum Ikatan Masyarakat Kabupaten Bireuen (IMKB) ini, ujian Allah SWT itu adalah rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, hilangnya jiwa.
“Semoga dengan pembagian daging meugang ini dapat menghibur hati anak yatim dan kaum duafa dan orang miskin. Semoga ke depan kami dapat membantu lebih banyak lagi,“ pungkas Darwati dengan penuh harap. [*]


