GAM Tolak Penambahan Batalyon TNI di Aceh
Meulaboh, Infoaceh.net – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Aceh Menggugat (GAM) menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Gedung DPRK Aceh Barat, Senin (23/6/2025).
Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan atas sejumlah kebijakan pusat yang dinilai bertentangan dengan semangat perdamaian MoU Helsinki, seperti penambahan empat batalyon TNI di Aceh.
Sekitar 80 mahasiswa dari berbagai organisasi di Aceh Barat memulai aksi dari gerbang Universitas Teuku Umar (UTU) sejak pukul 09.00 WIB dan tiba di DPRK Aceh Barat pada pukul 10.50 WIB.
Dengan membawa spanduk, bendera Merah Putih, dan karton bertuliskan tuntutan, para demonstran menyuarakan aspirasi dengan tertib di bawah pengamanan persuasif jajaran Polres Aceh Barat.
Aksi dipimpin oleh Presiden Mahasiswa UTU, Putra Rahmat, yang juga menjadi koordinator lapangan. Turut berorasi Sahirman (Ketua BEM Fakultas Ekonomi UTU), Yayas Hariadi (Wakil Presiden Mahasiswa UTU), dan Rosma.
Dalam pernyataan sikapnya, aliansi GAM menyoroti ketimpangan pembangunan di Aceh dan mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang dinilai mengabaikan semangat otonomi khusus dan perdamaian. Mereka mengajukan empat tuntutan utama:
- Mendesak pencopotan Mendagri dan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan karena dianggap gagal memahami dan menjalankan semangat MoU Helsinki.
- Menuntut transparansi pengelolaan dana Otsus Aceh, yang dinilai belum berdampak signifikan terhadap kesejahteraan rakyat sejak 2008.
- Menolak penambahan batalyon TNI di Aceh, karena dianggap mencederai semangat perdamaian dan berpotensi memicu instabilitas.
- Mendorong Pemerintah Aceh untuk mengelola pulau-pulau di wilayah Aceh secara mandiri, demi menjaga kedaulatan dan keadilan wilayah.
Putra Rahmat menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, tetapi seruan untuk menagih janji perdamaian yang sudah berlangsung hampir dua dekade.
“Ini adalah pengingat bagi semua pihak bahwa perdamaian bukan hanya seremoni, tapi komitmen yang harus dijaga dan dijalankan,” tegasnya.
Aksi berakhir pukul 14.00 WIB tanpa insiden. Pihak kepolisian memastikan seluruh aktivitas masyarakat tetap berjalan normal selama unjuk rasa berlangsung.
Kapolres Aceh Barat AKBP Yhogi Hadisetiawan melalui Kabag Ops Kompol Putranta Martius Ketaren mengatakan, pengamanan dilakukan dengan pendekatan humanis.
“Kami mengedepankan komunikasi yang baik dengan peserta aksi. Alhamdulillah, semua berjalan tertib dan kondusif tanpa tindakan represif,” ujar Kompol Putranta.
“Kami mengapresiasi sikap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi secara damai. Ini bukti bahwa kepolisian siap mengawal demokrasi dengan pendekatan profesional dan humanis,” tutup Kompol Putranta.
- aksi damai tagih perdamaian Helsinki
- aksi mahasiswa Aceh Barat 23 Juni 2025
- aliansi mahasiswa tolak batalyon tambahan
- aspirasi mahasiswa UTU Meulaboh
- Gerakan Aceh Menggugat tolak batalyon TNI
- mahasiswa UTU desak pencopotan Mendagri
- penolakan militerisasi Aceh oleh mahasiswa
- protes kebijakan pusat soal Aceh
- tuntutan transparansi dana Otsus Aceh
- unjuk rasa damai Meulaboh
- utama