Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Gubernur Nova Resmikan Jembatan, Bintah – Sarah Raya Bebas Rakit

Gubernur Nova Iriansyah didampingi Bupati Aceh Jaya T. Irfan TB meninjau Jembatan Bintah, Kecamatan Pasie Raya yang diresmikan Rabu (30/12)

Aceh Jaya – Gubernur Aceh Nova Iriansyah meresmikan penggunaan Jembatan Bintah, Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya, Rabu (30/12). Peresmian dilakukan setelah pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Bintah dan Sarah Raya ini rampung dikerjakan.

Keberadaan jembatan berkonstruksi baja ini disebut cukup penting mengingat fungsinya sebagai jalur penghubung desa yang selama ini aksesnya hanya dapat dilakukan menggunakan rakit.

Gubernur Nova usai saat meresmikan jembatan mengatakan, Pemerintah Aceh selalu berusaha membuka akses transportasi untuk mempermudah kegiatan masyarakat dalam upaya pengembangan daerah.

“Masyarakat Desa Bintah dan Sarah Raya, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, selama ini harus menggunakan rakit dalam melakukan berbagai aktivitasnya, terutama kegiatan perekonomian dan pendidikan,” ujar Nova.

Nova menjelaskan, masyarakat di kawasan tersebut selama ini juga terpaksa menyeberangi sungai Bintah untuk memasarkan berbagai hasil pertanian dan perkebunan, termasuk anak-anak yang ingin bersekolah harus menggunakan rakit untuk sampai ke sekolahnya di seberang sungai.

Karena itu, Nova pada kesempatan itu mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas selesainya pembangunan jembatan yang merupakan salah satu infrastruktur terpenting di kawasan itu. Keberadaan jembatan itu diyakini akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian dan aktifitas pendidikan di kawasan itu.

Lebih lanjut, Nova menjelaskan jembatan yang dibangun Pemerintah Aceh melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu memiliki panjang 180 meter, atau 3 x 60 meter. Pembangunan jembatan rangka baja ini telah dimulai sejak tahun 2015 dengan menelan total biaya sekitar Rp 37,7 miliar.

Pembangunan jembatan ini disebut sempat terbengkalai pada tahun 2017 dan 2019. “Namun Alhamdulillah kini Jembatan Bintah telah dapat kita selesaikan sehingga masyarakat Bintah dan Sarah Raya sudah terbebas dari rakit,” sebut Nova.

Pada kesempatan ini, Nova juga mengucapkan terima kasih kepada Forkopimda Kabupaten Aceh Jaya dan Tokoh Masyarakat Aceh Jaya atas dukungan mereka sehingga jembatan tersebut dapat diselesaikan. Terima kasih juga disampaikan kepada pihak perencana, pelaksana, KPA/PPTK serta pihak terkait lainnya yang terlibat dalam pembangunan jembatan.

Turut hadir pada peresmian tersebut Bupati Aceh Jaya T. Irfan TB, unsur Forkopimda Kabupaten Aceh Jaya, Bupati Nagan Raya Jamin Idham, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, pihak DPRK Aceh Jaya, Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati dan para tokoh masyarakat Kecamatan Pasie Raya.

Prosesi peresmian jembatan lalu dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti pembangunan yang dilakukan Gubernur Nova Iriansyah dan disaksikan Bupati Irfan serta unsur Forkopimda Aceh Jaya. Selanjutnya Nova melakukan tinjauan dengan berjalan kaki menyeberangi jembatan.

Sementara Bupati Aceh Jaya T. Irfan TB dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas peresmian Jembatan Bintah. Irfan menyebutkan, tanpa jembatan tersebut kehidupan masyarakat di kawasan itu sangat berat. Banyak aktifitas masyarakat terhambat sebelum pembangunan jembatan rampung.

Irfan juga mengatakan, sejak seminggu terakhir kepadatan penyeberangan warga di jembatan tersebut terlihat cukup ramai. Warga dari kedua desa dapat saling melintas dalam momen perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang berlangsung pekan lalu.

“Terima kasih atas upaya semua pihak dalam pembangunan jembatan ini. Minggu lalu, masyarakat kami di sini dapat dengan leluasa menggunakan jembatan untuk acara maulid. Bahkan jembatan hampir macet saking tingginya antusias warga,” ujar Irfan menjelaskan betapa strategisnya jembatan itu bagi masyarakat di kawasan itu.

Warga Pasie Raya Sampaikan Terima Kasih

Peresmian pembangunan Jembatan Bintah disambut gembira masyarakat Kecamatan Pasie Raya, khususnya warga Bintah dan Sarah Raya.

M. Adian (80 Tahun) mengaku sangat senang dengan selesainya pembangunan jembatan tersebut. Warga Bintah yang berprofesi sebagai petani ini mengaku selama bertahun-tahun dirinya harus menyeberang sungai untuk menuju desa tetangga.

Ayah delapan anak ini mengatakan, sebelumnya satu-satunya jalur yang bisa ditempuh untuk menyeberang ke desa tetangga adalah melalui jembatan gantung.

Namun kondisinya sudah usang dan tidak leluasa untuk dilewati. Apalagi jembatan gantung itu tidak bisa dilewati menggunakan mobil. “Alhamdulillah. Kami sangat bersyukur sudah ada jembatan ini,” ujarnya. (IA)

Lainnya

13 Jenazah Korban Ledakan Masih Diidentifikasi di RSUD Pameungpeuk
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni
Sigit Setyawan resmi menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh
Wakil Wali Kota Banda Aceh Afdhal Khalilullah ikut mengangkat bendera start saat melepas peserta lari FKIJK Aceh Run 2025 di Lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). Sejumlah pelari tampak memakai celana pendek. (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Trump Klaim Harga Obat dan Biaya Hidup Turun Drastis, Tak Beri Rincian Spesifik
Pemkab Aceh Selatan melalui BPBD menyerahkan bantuan masa panik kepada tiga keluarga korban gempa bumi di Aceh Selatan
Ruben Amorim takut MU kehilangan jati diri sebagai klub besar
Bupati Aceh Besar Muharram Idris melakukan tendangan perdana pada pembukaan turnamen sepak bola PS AMLA Tahun 2025 di Lapangan Gampong Lamteungoh, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (12/5)
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Usai Vonis Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto Dimutasi Ke Papua
Satresnarkoba Polres Lhokseumawe menggagalkan 1.912 butir pil ekstasi dan mengamankan seorang kurir berinisial S (43), warga Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Putri sulung John Kei, Melan Refra. Foto. TV one.
PM Albanese umumkan kabinet baru Australia,
Tim Penjinak Bom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Aceh saat melakukan pemusnahan bom proyektil tank aktif yang ditemukan warga di Desa Lampaya, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (10/5/2025). (Foto: Dok. Sat Brimobda Aceh)
Sri Radjasa Chandra MBA
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Ledakan Amunisi TNI di Garut Tewaskan 13 Orang, 9 di Antaranya Warga Sipil. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko bersama Ketua Bhayangkari Daerah Aceh, Ny. Rani Achmad Kartiko menggelar bakti sosial di dua gampong terpencil di Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, Ahad (11/5).
Banda Aceh, Infoaceh.net — Layanan Public Safety Center (PSC) 119 Aceh kembali menjadi sorotan tajam setelah gagal merespons situasi darurat yang dialami seorang pasien hanya sekitar satu kilometer dari kantor PSC di Jln. Dr. Syarif Thayeb No. 11, Bandar Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Meski keluarga pasien telah berulang kali menelepon, tak satu pun panggilan direspons. Ironisnya, saat mereka mendatangi langsung kantor PSC, pagar dalam kondisi tergembok dan tak ada petugas yang terlihat di pos jaga. Empat unit ambulans tampak terparkir rapi di halaman kantor—namun tak satu pun bergerak. Zainal, keluarga pasien yang mengalami sesak napas berat hingga nyaris tak sadarkan diri, menyampaikan kekecewaannya. “Ambulans ada di depan mata, fasilitas negara yang seharusnya jadi hak rakyat. Tapi kami dibiarkan panik dan kebingungan tanpa bantuan apa pun. Kami sangat marah,” ujarnya, Senin (12/5/2025). Upaya mencari pertolongan pun terus dilakukan. Zainal sempat menuju Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) dan sejumlah rumah sakit lainnya, namun tetap tanpa hasil. “Dua ambulans di IGD hanya terparkir. Saat kami minta bantuan, malah ditunjukkan daftar antrean panjang dan disuruh kembali hubungi PSC,” ungkapnya. Dalam kondisi hampir putus asa, keluarga akhirnya berhasil menghubungi PSC Banda Aceh. Satu unit ambulans dari Ulee Lheue—lokasi yang cukup jauh—baru datang dan membawa pasien ke rumah sakit. “Kami mohon Inspektorat dan Ombudsman turun tangan menyelidiki kegagalan sistem ini. Tenaga kesehatan menuntut pembayaran jasa medis dan TPP dibayar dobel. Tapi dengan pelayanan seperti ini, bagaimana mungkin masyarakat bisa ikhlas?,” tegas Zainal. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar terkait efektivitas layanan darurat di Aceh serta akuntabilitas lembaga publik yang seharusnya sigap dan tanggap menghadapi situasi darurat.
Habib Rizieq dalam kanal YouTube Cerita Untungs, dikutip Minggu (12/5/2025).
Enable Notifications OK No thanks