Hutama Karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Aceh Dukung Swasembada Pangan
Komponen utama infrastruktur yang direhabilitasi meliputi saluran primer, sekunder, tersier, dan pintu air.
“Rehabilitasi ini akan berdampak langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di kedua provinsi, yang tersebar di kurang lebih 150 desa. Dengan pasokan air irigasi yang lebih andal, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman 2 (IP2),” tambah Adjib.
Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya menggunakan teknologi digital construction untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi pekerjaan. Di Aceh akan digunakan teknologi LiDAR untuk pemetaan, sementara di Riau akan menggunakan drone untuk survei dan pemetaan lokasi pekerjaan.
Kehadiran kedua proyek ini turut mendorong dampak ekonomi di tingkat lokal melalui penyerapan tenaga kerja lokal dengan mempekerjakan masyarakat setempat.
Rehabilitasi jaringan irigasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya percepatan swasembada pangan nasional.
“Kita tidak boleh bergantung pada sumber makanan dari luar. Masalah pangan adalah soal kedaulatan, kemerdekaan, dan keberlangsungan bangsa,” ujar Presiden Prabowo.
Untuk meminimalkan potensi gangguan terhadap aktivitas pertanian selama konstruksi, Hutama Karya akan melakukan koordinasi rutin dengan petani, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait guna menyusun metode kerja yang adaptif di lapangan.
“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan investasi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya produktivitas lahan di Aceh dan Riau, kami optimistis proyek ini dapat memberi kontribusi nyata terhadap pencapaian swasembada pangan 2025, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.