Iswanto Luncurkan Buku Kedudukan, Tugas dan Fungsi Lembaga Adat Aceh Besar
Iswanto juga mengucapkan terima kasih kepada tim penulis dan pihak-pihak yang telah mendukung penerbitan buku ini.
“Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada tim penulis dan kepada semua pihak yang telah mendukung penerbitan buku ini, semoga karya besar ini dapat bernilai sebagai amal jariyah di sisi Allah. Teruslah berkarya demi pelestarian dan pengembangan adat-budaya Aceh Besar,” ungkapnya.
Kepala Sekretariat MAA Aceh Besar Salamuddin MZ mengatakan secara prinsip, buku ini memberikan suatu ketajaman analisa dan aplikasi dalam konteks normatif dan praktis.
Menurutnya, buku ini menuntun pembaca dalam memahami keberadaan lembaga adat yang disandarkan pada semangat adat dan syariat Islam.
“Kami merasa bangga, penulis yang kesehariannya bergelut dalam kajian adat dan melakukan praktek nyata pada Lembaga Adat Aceh, mampu melahirkan tulisan monumental ini,” ujarnya.
“Bagi kami di kesekretariatan yang bertugas mengurus keperluan administrasi sebagai basis dalam menggerakkan Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Besar, buku ini penting untuk ditelaah lebih lanjut, khususnya bagaimana menghubungkan lembaga adat Aceh dengan kesadaran manusia dalam perilaku se sehari-hari,” tambahnya.
Sejauh ini, menurut Salamuddin buku serupa, memang belum begitu banyak ditemukan dalam khazanah literasi pengetahuan adat di Aceh, yang mampu mengkombinasikan antara kajian historis dan kekinian.
“Buku ini banyak mengupas sejarah lembaga adat, fungsi lembaga adat Aceh, hingga kewenangan pengurusan/pengelolaan lembaga adat sebagai sumber nilai dan identitas yang digambarkan dalam kelompok masyarakat Aceh,” terangnya.
Salamuddin mengharapkan hadirnya karya ini, mampu mengubah cara berpikir dan perilaku masyarakat dalam beragama, baik dalam bidang adat budaya, sehingga mampu menghadirkan dampak langsung dalam kehidupan masyarakat.
“Dalam pandangan kami, buku ini sangat berguna bagi para pembaca, para politisi bahkan bagi penggiat Agama, sosial dan Budaya khususnya bagi masyarakat Aceh, semoga buku ini mampu mengkomunikasikan perilaku masyarakat gampong dalam dimensi Adat budaya lokal yang kental dengan spiritualitas didasari pada kearifan lokal (local wisdom),” harpanya. (IA)