Memori 20 Tahun Tsunami Sebagai Pembelajaran Siaga Bencana
“Kita semua telah menjalani lika-liku kehidupan pasca-tsunami. Kita bangkit, kita maju, dan kita belajar banyak dari apa yang telah Allah berikan kepada kita,” ujarnya.
Almuniza Kamal menambahkan bahwa pengalaman tersebut harus dijadikan ilmu yang dapat diteruskan ke generasi berikutnya sebagai pembelajaran agar kesiapsiagaan terhadap bencana tetap melekat dalam diri setiap masyarakat.
Ia juga mengajak semua pihak untuk terus berdoa demi kebaikan bersama.
Malam Renungan 20 Tahun Tsunami Aceh ini diharapkan menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya, sebagai bentuk penghormatan dan kenangan terhadap keluarga, saudara, kerabat, dan orang tua yang telah meninggal dalam bencana tersebut.
Melalui kegiatan ini, diharapkan rasa kebersamaan dan kewaspadaan terhadap bencana akan terus terjaga di hati masyarakat Aceh.
Sementara Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA mengajak seluruh masyarakat untuk terus berdoa kepada yang maha kuasa agar selalu diberi perlindungannya.
Kata Safrizal, momentum peringatan tsunami harus senantiasa menjadikan masyarakat Aceh lebih waspada akan risiko dari bencana.
Katanya, bencana tidak bisa dihindari, tapi dengan pengetahuan mitigasi setidaknya masyarakat dapat meminimalisir risiko dari bencana tersebut.
“Pelajaran yang bisa kita petik, misalnya kita tinggal di tepi pantai, tentu kita harus pandai-pandai membaca gejala untuk kemudian dapat mengambil langkah-langkah agar dapat terhindar dari bencana,” ujar Pj Gubernur Aceh.
Ia kemudian mengajak seluruh masyarakat yang hadir pada acara tersebut untuk bersama-sama mengirimkan doa untuk korban dari peristiwa dahsyat yang telah meluluhlantakkan Aceh dua dekade lalu.