Infoaceh.net, Jakarta — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melantik Dirjen Bina Administrasi Wilayah Dr Safrizal ZA MSi sebagai Pj Gubernur Aceh yang baru, mengantikan Bustami Hamzah.
Pelantikan berlangsung di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024). Hadir dalam pelantikan itu, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar.
Tito yang membacakan surat keputusan (SK) dari Presiden RI Joko Widodo, mengatakan penunjukan Safrizal sebagai Pj Gubernur Aceh, merupakan keputusan Presiden.
“Ini adalah kepercayaan yang diberikan Presiden kepada penjabat yang baru dan tentu merupakan amanah dari Allah yang harus kita jalankan,” kata Tito.
Safrizal saat mengucapkan sumpahnya menyebutkan dirinya akan memenuhi kewajiban sebagai Pj Gubernur Aceh dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
“Memegang teguh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat bangsa dan negara,” kata Safrizal saat disumpah oleh Mendagri
Mendagri mengatakan, pelantikan Safrizal dilakukan menyusul surat pengunduran diri Bustami Hamzah, yang akan ikut sebagai salah satu calon gubernur dalam Pilkada 2024 di Aceh.
Tito menyebutkan dalam waktu dekat, ada kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan dilaksanakan di Aceh dan Sumut. Tugas pertama Safrizal adalah menyukseskan gelaran PON yang berlangsung 8-20 September 2024.
“Saya mencari calon yang kriterianya untuk Aceh yang paling utama adalah mampu running pelaksanaan PON. Waktu sangat mepet, bisa kita bayangkan penjabat baru harus tahu Aceh dan bisa membangun komunikasi yang baik dengan semua stakeholder di Aceh,” kata Tito.
Tidak lupa Mendagri Tito berterima kasih kepada Bustami Hamzah yang telah mengawal pembangunan beberapa venue PON.
Tito menyebutkan, penunjukan Safrizal dilakukan karena ia dianggap sebagai orang yang mengerti Aceh dan mengerti masalah PON.
“Beliau bukan orang baru yang tiba-tiba masuk. (Saya yakin) beliau bisa mengakselerasi hal-hal yang belum tuntas seperti pembangunan venue PON,” kata Tito.
Apalagi, kegiatan PON adalah event terbesar di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo.
“Jujur saya nggak punya pilihan lain selain Pak Safrizal. Beliau putra Aceh yang mengenal semua tentang kondisi Aceh, dan beliau juga Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri yang mengikuti perkembangan PON,” kata Tito.
Selain PON, Tito juga berpesan agar Safrizal mengurusi persoalan Pilkada, dimana, putra Aceh Besar tersebut bisa memastikan pelaksanaan Pilkada di Aceh berjalan aman dan damai.
Pilkada aman dan damai adalah hal yang wajib terlaksana, apalagi Aceh sebagai wilayah yang pernah merasakan pahitnya konflik.
“Apalagi di tengah polarisasi masyarakat. Pemilu itu membelah masyarakat dan melegalisasi atas nama demokrasi. Ini yang perlu dikelola. potensi konflik ini tidak boleh meledak,” pesan Tito.
Dengan pengalaman Safrizal di Kemendagri, Tito yakin jika pelaksanaan PON dan Pilkada di Aceh akan berjalan damai dan sukses.