OJK Aceh Edukasi Kaum Perempuan, Waspadai Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal
Banda Aceh, Infoaceh.net – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh menggencarkan edukasi keuangan kepada kaum perempuan melalui kegiatan Sosialisasi dan Talkshow Waspada Aktivitas Keuangan Ilegal dan Money Game, Selasa (8/7/2025) di Kantor Gubernur Aceh.
Kegiatan yang melibatkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Aceh, Bank Indonesia, dan pelaku industri jasa keuangan ini diikuti oleh 250 peserta perempuan dari berbagai latar belakang, termasuk pelaku UMKM, guru, aparatur pemberdayaan perempuan, dan masyarakat umum.
Plt. Sekda Aceh, M Nasir Syamaun menyebutkan pentingnya peran perempuan dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga dari ancaman penipuan keuangan.
“Perempuan harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi modus investasi dan pinjaman ilegal,” tegasnya.
Kepala OJK Aceh, Daddi Peryoga, mengatakan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam pengambilan keputusan keuangan keluarga dan komunitas.
“Karena itu, meningkatkan literasi keuangan perempuan menjadi strategi utama untuk menekan korban penipuan. Pegang prinsip 2L: Legal dan Logis sebelum bertransaksi,” jelasnya.
Sejak awal tahun hingga Mei 2025, Satgas PASTI telah menindak 1.332 entitas keuangan ilegal, terdiri dari 1.123 pinjaman online ilegal dan 209 investasi bodong. Melalui Indonesia Anti-Scam Center (IASC), lebih dari 128 ribu laporan diterima, dengan kerugian nasional mencapai Rp2,6 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp163 miliar berhasil diblokir.
Untuk Aceh sendiri, hingga Juni 2025 tercatat 84 pengaduan, terdiri dari 32 kasus investasi ilegal dan 52 pinjol ilegal.
Dalam talkshow, peserta dibekali materi tentang modus penipuan digital, keamanan transaksi keuangan, dan akses pembiayaan legal dari narasumber seperti Brigjen Pol. Fajaruddin (Satgas PASTI), Rachmat Ryanto (Kepala BI Aceh) dan Tunas Haryanto (PNM).
Di hari yang sama, OJK juga menggelar talkshow khusus media di Kantor OJK Aceh guna memperkuat peran pers sebagai mitra strategis dalam menyuarakan peringatan dini kepada publik.
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan adanya selisih antara indeks literasi keuangan (65,43%) dan inklusi (75,02%). Sementara, data BPS mencatat 12,64% penduduk Aceh masih hidup di bawah garis kemiskinan, dengan pengangguran terbuka mencapai 149.000 orang (Februari 2025).