Pemerintah Aceh Bagikan 336 APD dan 42 Ribu Lembar Masker untuk 29 RSUD
Foto: Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani
*Jumlah ODP Bertambah Jadi 216 Orang
Banda Aceh — Pemerintah Aceh mendistribusikan sebanyak 336 set Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju anti infeksi bagi tenaga medis, yang populer dengan sebutan baju “asronot” dan 42 ribu lembar masker kepada 29 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang tersebar di 23 kabupaten/kota dalam provinsi itu.
APD untuk pelindung dari virus Corona atau Covid-19 tersebut dari Pemerintah Aceh dan bantuan Kementerian Kesehatan RI.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, Rabu (25/3). Pria yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, pembagian dilakukan secara proporsional.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh sebagai rumah sakit rujukan utama Covid-19 mendapat 50 set baju anti infeksi dan 10 ribu lembar masker.
Selanjutnya, rumah sakit rujukan Covid-19 RSUD Cut Mutia Lhokseumawe mendapat 50 set baju dan 5.000 lembar masker. Sedangkan 11 RS lainnya yang sedang dipersiapkan sebagai RS rujukan Covid-19 mendapat masing-masing 12 set baju dan 1.000 lembar masker.
Ke-11 RS persiapan rujukan tersebut, meliputi RSUD Meuraxa Banda Aceh, RSUD Tgk Chik Di Tiro Pidie, RSUD dr Fauziah Bireuen, RSUD Langsa, RSUD Datu Beru Takengon, RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, RSUD Teungku Peukan Abdya, RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur.
Selanjutnya, RSUD Ali Kasim Gayo Lues, RSUD H Sahuddin Aceh Tenggara, dan RSUD Yulidin Away Aceh Selatan. Sisanya didistribusikan kepada 16 RSUD baik yang berada di Banda Aceh maupun di kabupaten/kota.
“Kita distribusikan secara proporsional sesuai dengan data dan estimasi beban pelayanaan masing-masing RS,” katanya.
Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 di Aceh bertambah lagi sebanyak 23 orang dibandingkan data Selasa (24/3) pukul 15.00 Wib. Kemarin ODP berjumlah 193 orang dan hingga pukul 16.00 Wib, Rabu (25/3) menjadi 216 orang.
“Hal ini terjadi karena bertambahnya orang Aceh yang kembali dari daerah penularan lokal maupun daerah transmisi di luar negeri,” jelas SAG