Penjagaan Pintu Masuk Perbatasan Aceh-Sumut Diperketat
Perlengkapan yang diserahkan antara lain, chamber disinfectan, Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan dan hand sanitizer, serta water barrier dan stick lamp.
“Posko perbatasan tidak hanya dikawal oleh petugas Dishub akan tetapi ada juga dari unsur kesehatan. Disamping itu juga melibatkan berbagai unsur terkait diantaranya Polri, TNI, BPBD dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,” sebutnya.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh menyatakan, sesuai arahan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, agar memberi perhatian khusus pada posko perbatasan maka penanganan di lapangan perlu terus ditingkatkan.
“Terhadap saran dari lapangan agar menyediakan rapid test bagi petugas tentu perlu menjadi prioritas, agar petugas merasa nyaman dalam menjalankan tugas,” terangnya seraya menambahkan posko penjagaan ini juga akan terus dilaksanakan dalam batas waktu yang belum dapat dipastikan.
Dirlantas Polda Aceh Kombes Pol Dicky Sondani menambahkan, penjagaan di perbatasan dilaksanakan di pos penjagaan Aceh Tamiang, Subulussalam, dan Aceh Tenggara dan Aceh Singkil. Sebab, daerah tersebut berbatasan langsung dengan Sumut. “Kita perketat lagi di perbatasan, dan jalur darat lainnya yang masuk ke Aceh,” kata Kombes Pol Dicky Sondani.
Pihaknya juga melengkapi setiap pos dengan alat pengukur suhu tubuh, jika melewati batas normal, warga yang melintas akan diperiksa dan ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Setiap kendaraan yang masuk ke perbatasan akan dicek suhu tubuh penumpang. “Apabila melewati batas toleransi, maka orang tersebut akan masuk dalam ODP,” ungkapnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Fraksi Partai Gerindra, Jauhari Amin juga berharap agar Pemerintah Aceh membangun posko kesehatan dan memperketat perbatasan.
Jauhari Amin juga meminta agar Pemerintah Aceh mencari solusi dari banyaknya jalur tikus di sepanjang pantai timur yang menghubungkan Aceh dengan Selat Malaka.
Jalur ini, kata dia, menjadi pintu masuk ilegal warga Aceh yang pulang dari Malaysia. “Ada banyak sekali jalur tikus, mulai dari Aceh Tamiang sampai ke Aceh Utara,” kata dia.