Infoaceh.net

Portal Berita dan Informasi Aceh

Pj Gubernur Safrizal: Maulid Raya, Tradisi Aceh Sejak Zaman Kerajaan, Bersilaturahmi dan Makan Kenduri

Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama istri, Safriati menyerahkan santunan kepada anak yatim dan disabilitas di sela perayaan Maulid Raya Pemerintah Aceh, di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh, Jum'at sore (15/11). (Foto: For Infoaceh.net)

INFOACEH.NET, BANDA ACEH –Peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah yang digelar Pemerintah Aceh merupakan merupakan bukti komitmen untuk menghidupkan syiar Islam, menjadikannya bagian tak terpisahkan dalam denyut nadi kehidupan masyarakat Aceh.

Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA, dalam sambutannya pada peringatan Maulid Raya dan Peringatan 20 tahun Tsunami Aceh, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Jum’at sore (15/11/2024).

“Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi wujud nyata dari upaya mempererat ukhuwah, memperkuat keimanan, dan menjaga nilai-nilai budaya Islam yang telah menjadi identitas luhur masyarakat Aceh sejak dahulu kala,” ungkap mantan Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung itu.

Safrizal mengungkapkan, berdasarkan sejarah, Aceh punya tradisi sendiri dalam merayakan Maulid Nabi.

Ketika Kerajaan Bandar Aceh Darussalam didirikan 12 Rabiul Awal Tahun 913 Hijriah, bertepatan dengan 23 Juli 1507 oleh Sultan Ali Mughayatsyah, beliau menyampaikan 21 pesan penting kepada rakyat Aceh, salah satunya adalah agar rakyat Aceh merayakan Maulid Nabi selama 3 bulan 10 hari untuk tujuan silaturahmi dengan makan kenduri.

“Dalam perkembangan sejarah Aceh selanjutnya, yaitu pada masa Sultan Iskandar Muda, tradisi ini terus diperkuat, malah Iskandar Muda membagi pelaksanaannya menjadi tiga tahap berdasarkan Almanak (Kalender) Aceh, yg berturut-turut disebutkan, yaitu Buleuen Hasan Husen, Buleuen Safa, Buleuen Maulod, Adoe Maulod dan Maulod Akhe,” ujar Safrizal.

Pj Gubernur menjelaskan, pada tahap pertama di tingkat kemukiman, kedua di tingkat gampong dan tahapan ketiga pelaksanaan di tingkat pemerintah atau kerajaan.

Sedangkan Maulid Raya yang Pemerintah Aceh laksanakan hari ini merujuk kepada Almanak Aceh tersebut, yaitu pada Buleuen Maulod Akhe.

“Ini sesungguhnya adalah legacy para Sultan Aceh tempo dulu. Kita berharap legacy ini dapat terus ditumbuhkembangkan oleh generasi Aceh saat ini dan mendatang,” pungkas Pj Gubernur Safrizal.

Kata Safrizal, peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah yang digelar Pemerintah Aceh merupakan momentum yang sangat tepat untuk meneladani Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam serta mengenang 20 tahun peristiwa yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 Silam.

Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA, dalam sambutannya pada peringatan Maulid Raya dan Peringatan 20 tahun Tsunami Aceh, di Taman Sulthanah Safiatuddin, Jum’at sore (15/11/2024).

“Maulid Raya merupakan sarana kita meneladani Rasulullah melalui ceramah yang disampaikan Ustaz Das’ad Latief. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk syukur karena kita juga mengenang dua dekade yang lalu, ketika Allah menguji Aceh dengan musibah yang menggetarkan. Tsunami yang meluluhlantakkan tidak hanya bangunan, tetapi juga meninggalkan luka mendalam,” ujar Safrizal.

“Namun, dari cobaan ini kita belajar bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Dalam duka itu, kita menemukan kebangkitan. Hari ini, dalam syukur dan doa, kita mengenang dengan hati yang penuh harap kepada Allah, semoga hikmah dari peristiwa itu mengajarkan kita arti sabar, ikhlas, dan keteguhan iman,” sambung mantan Pj Gubernur Kalimantan Selatan itu.

Lulusan terbaik STPDN angkatan pertama itu mengajak hadirin dalam setiap syukur yang dipanjatkan kepada Allah, terselip harapan akan syafaat dari Rasulullah SAW kelak.

“Rasulullah teladan utama dalam kehidupan kita, dalam jejak langkah Rasulullah kita menemukan panduan menjalani hidup yang lebih baik, penuh akhlak mulia, dan penuh ridha dari Allah. Rasulullah mengajarkan kita arti kesabaran, kejujuran, ketulusan, serta cinta yang dalam kepada Allah dan sesama insan,” kata Safrizal.

Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur Safrizal didampingi istri Safriati yang juga Pj Ketua TP PKK Aceh, menyerahkan santunan kepada 400 anak yatim dan 100 disabilitas.

Maulid Raya 1446 Hijriah dihadiri Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal, Wakapolda Aceh Brigjen Pol Misbahul Munauwar, Wakajati Aceh Muhibbudin, Plt. Sekda Aceh Muhammad Diwarsyah, para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh, para Pj bupati/wali kota se-Aceh serta ribuan masyarakat.

Lainnya

Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo ikut menjalani fit and proper test calon duta besar RI untuk Malaysia, Minggu, 6 Juli 2025.
Tidak Ada Mantan Kapolres, Ini 2 Orang yang Tidak Ditetapkan Tersangka OTT Sumut
Total 6 Orang Dibekuk dalam Peristiwa Pembunuhan Notaris di Bogor, Salah Satunya Sopir Korban
Komunitas sosial 'Ayo Kita Berbagi' menyalurkan bantuan alat tulis di Dayah Al Khairiyah Al-Aziziyah (Dayah Aza), Gampong Lam Leupung, Kecamatan Kuta Cot Glie. (Foto: Ist)
Viral Polisi Diteriaki dan Dihentikan di Tol oleh Sopir Bus Gara-gara Nyetir Zig-zag di Jalan Tol
Relawan Ingatkan Forum Purnawirawan TNI Tak Ganggu Pilihan Rakyat
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Diduga di Kedalaman 60 M Selat Bali, Banyak Penumpang tak Tercatat
Ditengah Polemik Pemakzulan Gibran, Bamsoet Dukung Wacana Wapres Diusulkan Presiden dan Ditetapkan MPR
Bukan Sembarang Prediksi, Dokter Tifa Ungkap Hitungan Matematika AHY Jadi Presiden 2029!
Gubernur Aceh berdialog dengan sejumlah dutas besar dari Timur Tengah, Sabtu, 5 Juli 2025. (Foto: Humas BPPA)
Dulu Gibran Pede Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Kini Wamenaker Akui Susah
Amal Hasan, mantan Ketua Umum Pengprov Hapkido Aceh
Tanpa Sanksi Tegas, Kasus Penyalahgunaan Surat Menteri Bisa Terus Berulang
Ilustrasi emas batangan Antam dan Galeri24
Kardono SH MH dipercayakan menjabat sebagai Kabag TU Kejati Aceh. (Foto: Ist)
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan mengusulkan pendirian NU Islamic Center sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial keagamaan bagi diaspora Muslim Indonesia di Taiwan.
Hari Asyura atau 10 Muharram, bagi kalangan dan penganut Syiah, memperoleh kedudukan yang sangat sakral dan memiliki nilai historis yang tak terlupakan., karena terkait tragedi Karbala. Foto ilustrasi/ist
Menyambut Asyura Puasa Asyura (Kaligrafi: NU Online).
Enable Notifications OK No thanks