Prof Yusri Yusuf Terpilih Aklamasi Jadi Ketua MAA Aceh Sisa Masa Jabatan 2021–2026
Banda Aceh, Infoaceh.net – Prof Dr Yusri Yusuf MPd seorang akademisi senior asal Krueng Mane, Aceh Utara, resmi terpilih sebagai Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Provinsi Aceh.
Pemilihan berlangsung secara aklamasi dalam forum musyawarah pengusulan Ketua MAA pengganti antar waktu, yang digelar di Kantor MAA Aceh, Kamis (3/7/2025), untuk mengisi sisa masa jabatan periode 2021–2026.
Prof Yusri Yusuf menggantikan Ketua MAA Provinsi Aceh sebelumnya, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA yang meninggal dunia pada 14 Agustus 2021.
Yusri Yusuf sosok kelahiran 25 Agustus 1958 ini bukanlah nama baru di lingkungan MAA.
Sebelum ditetapkan sebagai ketua, ia menjabat sebagai Ketua Komisi Pembangunan Adat dan telah lama berkecimpung dalam berbagai kegiatan pelestarian adat dan budaya Aceh.
Prof Yusri dikenal sebagai Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK).
Karier akademiknya dimulai sejak 1986, dan sejak itu ia menapaki berbagai posisi penting, mulai dari Sekretaris Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unsyiah (2003–2007), hingga Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2013–2016).
Tak hanya di kampus, kiprah Yusri Yusuf juga tercatat di berbagai institusi adat dan budaya. Ia pernah menjadi Kepala Sekretariat MAA Aceh (2009–2012), Wakil Rektor di ISBI Aceh untuk bidang non-akademik dan akademik (2017–2022), serta aktif sebagai Ketua Divisi Tradisi Lisan di Pusat Riset Budaya Aceh USK dan Asosiasi Tradisi Lisan Aceh.
Sebagai penulis, ia dikenal produktif dan konsisten dalam mengangkat khazanah kearifan lokal Aceh.
Di antara karya-karyanya yang populer adalah Peutuah Beuna Kearifan Lokal Masyarakat Aceh, Humor dalam Perspektif Adat Aceh, Struktur dan Fungsi Mantra Aceh, hingga The Acehnese Language and Society.
Atas dedikasinya, ia pernah dianugerahi Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI pada tahun 2017, dan kerap tampil sebagai narasumber dalam berbagai forum ilmiah, baik nasional maupun internasional.
Terpilihnya Prof Yusri secara aklamasi mencerminkan kepercayaan besar yang diberikan para peserta musyawarah kepada dirinya untuk melanjutkan estafet kepemimpinan adat di Aceh.
Ia diharapkan mampu memperkuat peran MAA dalam menjaga marwah adat istiadat, sekaligus merespons dinamika sosial budaya Aceh masa kini.