Rekonsiliasi Aceh Menggema di Forum Dunia, Ketua BRA Bangga pada Mualem dan Apresiasi Prabowo
Banda Aceh, Infoaceh.net – Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Jamaluddin mengungkapkan kebanggaannya saat menyaksikan cuplikan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyebut nama mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GA Muzakir Manaf (Mualem) dalam forum ekonomi internasional di Rusia.
Bagi Jamal, momen itu adalah bukti bahwa rekonsiliasi di Aceh telah telah menggema di forum dunia.
Pidato Prabowo disampaikan di ajang St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, sebuah forum prestisius yang mempertemukan para pemimpin dunia, pemikir ekonomi, dan politisi dari berbagai negara.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya merangkul mantan lawan demi membangun masa depan bangsa.
“Kita belajar dari Nelson Mandela. Usai keluar dari penjara, dia tidak membalas dendam, tapi merangkul musuhnya. Dan semangat ini saya coba terapkan di Indonesia,” ucap Presiden Prabowo yang dudukbdi samping Presiden Rusia Vladimir Puti.
Prabowo kemudian menyebut bagaimana ia membangun hubungan baik dengan Muzakir Manaf, mantan Panglima GAM yang kini menjadi bagian dari Partai Gerindra dan dipercaya rakyat memimpin Aceh sebagai gubernur.
“Kini ia berada di partai saya, dan menjabat sebagai Gubernur Aceh. Sementara saya adalah Presiden Republik Indonesia. Ini adalah bukti bahwa mantan musuh bisa bersatu,” ujar Prabowo, disambut tepuk tangan peserta forum.
Bagi Jamaluddin, ucapan Prabowo itu bukan sekadar kebanggaan, tapi juga pengingat bahwa perdamaian Aceh adalah warisan penting yang patut dijaga dan disuarakan ke dunia.
“Saya bangga sebagai orang Aceh. Dulu Mualem adalah Panglima kami. Hari ini, beliau adalah Gubernur yang memimpin dengan damai. Dan lebih membanggakan lagi, kisah ini diangkat langsung oleh Presiden di forum internasional,” kata Jamal dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).
Jamal menyebut bahwa Aceh telah menjadi simbol keberhasilan transformasi dari konflik menjadi harmoni. Menurutnya, dunia perlu belajar dari Aceh tentang bagaimana membangun kepercayaan setelah pertikaian panjang.
“Aceh adalah laboratorium perdamaian. Rekonsiliasi kita bukan hanya berhasil, tapi juga menginspirasi. Ini modal sosial yang sangat berharga,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti bahwa kehadiran nama Muzakir Manaf di forum internasional adalah simbol dari keberhasilan proses damai Aceh.
“Hari ini, nama Mualem disebut di panggung dunia. Meski raganya di Aceh, semangat perjuangannya hidup dalam rekonsiliasi. Ini adalah kebanggaan kita bersama,” pungkas Jamaluddin.