Banda Aceh – Lima orang nelayan Aceh yang sempat menjalani karantina Covid-19 di Jakarta yang merupakan sisa dari 28 nelayan yang dipulangkan pada 3 Februari 2021 dari India, tiba di Aceh, Jum’at (12/02/2021).
Kepulangan lima nelayan tersebut dijamu langsung oleh Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh Devi Riansyah di ruang kerjanya bersama pejabat Eselon III dan IV. Turut hadir Sekretaris Panglima Laot Miftah Cut Adek, perwakilan PSDKP Aceh dan perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh.
Devi Riansyah saat diwawancarai wartawan mengatakan, kelima nelayan ini dipulangkan terpisah dari 23 nelayan sebelumnya karena sempat terindikasi Covid-19, sehingga harus dikarantina dulu di Jakarta. Setelah diperoleh hasil negatif, hari ini kelima nelayan ini dipulangkan ke Aceh.
“Ini sudah kita pulangkan ke Aceh, dan Alhamdulillah sudah sampai ke Dinas Sosial Aceh, hari ini juga akan kita pulangkan segera kampung halaman masing-masing,” kata Devi Riansyah.
Devi menjelaskan, biaya pemulangan ini sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kedutaan Besar, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Luar Negeri dan akhirnya Dinas Sosial Aceh.
Pemulangan ini, kata Devi tidak dipungut biaya satu rupiah pun kepada yang bersangkutan, hal ini disampaikan untuk mengklarifikasi jika ada isu yang mengatakan bahwa pemulangan ini ditanggung oleh masing-masing.
“Pemerintah Aceh sangat konsen dalam pemulangan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Karena kami yakin saudara-saudara kita ini tidak sengaja melewati batas perairan hingga terdampar ke India,” sebut Devi.
Karenanya, Devi Riansyah mengaku sangat senang karena para nelayan ini pulang dalam keadaan sehat-sehat saja. Namun, Devi mengingatkan kepada lima nelayan tersebut agar kejadian ini menjadi pelajaran agar ke depan tidak kembali terulang.
“Kami Pemerintah Aceh atas nama Gubernur Aceh mengucapkan selamat datang ke Aceh, selamat bertemu keluarga kembali, mudah-mudahan ini menjadi pelajaran yang berharga,” kata Devi.
Menurut Devi, Pemerintah Aceh pada prinsipnya akan selalu membantu dan peduli jika kalau ada warga Aceh yang berada dalam kesulitan baik yang di dalam maupun yang di luar negeri.
Namun, jika berada di luar negeri, Pemerintah Aceh tidak bisa serta-merta langsung ke luar negeri, karena ini berkaitan hubungan antar negara.
Begitupun dalam penanganannya juga harus melihat peraturan negara tersebut, karena setiap negara memiliki aturan yang berbeda.
“Pemerintah Aceh pasti selalu berusaha membantu berapapun warga kita yang ada di luar. Begitupun Kemenlu RI juga selalu menghubungi kita kalau ada warga Aceh yang berkasus di luar,” terangnya.
Rindu Keluarga
Sementara itu, Husaini (37 tahun) asal Aceh Timur, salah seorang nelayan mengungkapkan syukur dan terima kasihnya bisa kembali bertemu dengan istri dan anak-anaknya serta sanak saudara di kampung halaman.
Husaini juga mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarga sejak ditangkap otoritas India, sehingga dia tidak mengetahui kondisi keluarganya saat ini.
“Alhamdulillah kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu semua. Sudah hampir setahun kami di penjara, saya sedih karena tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga sehingga saya tidak tahu kondisi keluarga apakah masih sehat atau tidak,” kata ayah dari lima anak ini.
Adapun para nelayan yang dipulangkan tersebut adalah Samudi (Pidie), Samsul Kahar Kaoy (Pidie), Basri (Bireuen), Helmi Arahman (Bireuen) dan Husaini (Aceh Timur). (IA)