Tak Dilepas dari Sumut, Aceh Alami Kelangkaan Gula
Foto : Plt. Kadisperindag Aceh, Muslem Yacob bersama Tim Satgas Pangan Polda Aceh melakukan sidak pasar di Kota Banda Aceh untuk mengantisipasi kelangkaan sembako dalam menghadapi Covid-19, Senin (23/3).
Banda Aceh — Tim Satgas Pangan Polda Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) terkait melakukan sidak di sejumlah pasar di Kota Banda Aceh, Senin (23/3). Sidak dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok sembako, terkait merebaknya wabah virus Corona atau Covid -19 di Aceh.
“Setelah kita periksa di gudang Bulog Aceh, kita tidak menemukan stok gula, yang ada stok beras, untuk saat ini beras masih mencukupi untuk enam bulan ke depan,” ujar Plt. Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Muslem Yacob.
Untuk ketersediaan beras, Muslem memperkirakan pada Agustus 2020 mendatang akan ada penambahan stok beras hasil panen, sebab itu, untuk beras dapat dipastikan tidak ada masalah hingga satu tahun ke depan.
Terkait kelangkaan gula pasir di pasaran, Muslem Yacob mengatakan, hal itu terjadi akibat adanya kebijakan dari Sumatera Utara (Sumut) tentang pelarangan pengeluaran gula dari provinsi tetangga itu untuk sementara waktu selama masa pencegahan virus Covid-19.
“Terkait gula, ini yang agak sedikit mengkhawatirkan kita. Karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini ada kebijakan yang tidak mengizinkan keluarnya gula dari Sumatera Utara. Tapi ada gula yang diperuntukkan kepada Aceh, melalui pengusaha Aceh, sudah tidak ada problem, stoknya masih mencukupi,” katanya.
Untuk kebutuhan harga pangan lainya, seperti minyak goreng, telur, kemudian bawang dan cabe, Disperindag Aceh memastikan tidak ada permasalah dan stok masih mencukupi.
“Kalau persoalan harga gula, bila kita bandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) memang jauh, namun sudah beberapa minggu ini harganya masih stabil. Kisaran harga di pasaran antara Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu. Karena harga beli dari grosir saat ini sudah mencapai 850.000 per sak-nya. Jadi sejauh harga jual masih dalam batas wajar, saya pikir tidak ada masalah, masyarakat juga bisa memahami itu,” tegasnya.