Abon Samalanga, Tokoh Pengkader Para Ulama Aceh Kontemporer
Sekembalinya Abon Samalanga, beliau langsung didaulat menjadi Pimpinan Pesantren karena pimpinannya Syekh Hanafiah Abbas atau Teungku Abi yang juga mertua dan gurunya telah wafat.
Terhitung dari tahun 1958 sampai wafatnya tahun 1989 selama 31 tahun beliau tidak pernah henti untuk menyerukan semboyan “Beut Semeubet” dan mengisi dada para muridnya dengan ilmu yang bermanfaat dan hikmah yang mendalam.
Semboyan ‘beut semeubet’ kemudian telah memotivasi para ulama pada jejaring setelah beliau untuk terus mengabdi tanpa henti untuk ummat.
Tidak terhitung banyaknya para ulama yang merupakan hasil didikan Abon Samalanga. Dan rasanya tidak berlebihan penulis menyebutkan bahwa setelah era Abu Hasan Krueng Kalee dilanjutkan dengan masa Abuya Muda Waly, dan dibawa kelanjutan tersebut ke Samalanga oleh Syeikh Abdul Aziz al Mantiqi atau Abon Samalanga. Berkat ketekunan dan kesabarannya dalam mendidik, banyak para ulama dan Masyayikh lahir dari gemblengannya.
Diantara alumni Dayah Mudi Mesra Samalanga yang dikenal publik sebagai ulama adalah: Abon Teupin Raya, Aba Lamno, Abon Tanjongan, Abu Ibrahim Budi, Abu Kasem Tb, Abon Kota Fajar, Abu Karimuddin Alu Bili, Abu Panton, Abu Daud Lhueng Angen, Abu Kuta Krueng, Abu Langkawe, Abu Mudi Samalanga.
Kemudian Aba Asnawi Lamno, Ayah Caleu, Waled Nuruzzahri Samalanga, Ayah Pedada, Abon Seulimum, Waled Marhaban Bakongan, Ayah Min Cot Trueng, Tu Sop Bieruen dan para ulama lainnya yang bertebaran di berbagai pelosok untuk menyerukan semboyan “Beut Semeubet”.
Dan setelah wafatnya Abon Samalanga, estafet Pimpinan Dayah Mudi Mesra tersebut dilanjutkan oleh Abu Syekh Hasanoel Basri HG yang dikenal dengan Abu Mudi, dengan tangan dinginnya telah menjadikan Samalanga sebagai kota santri dan Mudi Mesra sebagai salah satu dayah sentral di Aceh.
*Penulis: Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama