Abu Hasan Kruengkalee, Syeikhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal
Oleh: Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc*
Dalam suasana berkecamuknya Perang Aceh, lahirlah seorang anak yang diberi nama Muhammad Hasan di pengungsian Meunasah Ketembu Langgoe Pidie pada tahun 1886. Teungku Muhammad Hasan kemudian setelah alim besar dikenal oleh masyarakat Aceh dengan sebutan Abu Kruengkalee atau Teungku Syekh Haji Hasan Kruengkalee.
Muhammad Hasan kemudian setelah alim besar dikenal oleh masyarakat Aceh dengan sebutan Abu Kruengkalee atau Teungku Syekh Haji Hasan Kruengkalee. Setelah peperangan mereda, Teungku Muhammad Hasan dibawa pulang ke kampung halamannya di Kruengkalee kemungkiman Siem Aceh Besar.
Mengawali awal pendidikannya, Teungku Muhammad Hasan Kruengkalee berguru langsung kepada ayahnya yang juga seorang ulama bernama Teungku Muhammad Hanafiah bin Teungku Syekh Abbas yang dikenal dengan sebutan Teungku Haji Muda Kruengkalee karib dari Teungku Chik Di Tiro dan Teungku Chik Ahmad Buengcala.
Ayah dan Kakek dari Teungku Hasan Kruengkalee tujuh generasi keatas semuanya ulama dan pengawal agama di wilayahnya.
Selain belajar dari ayahnya, Teungku Muhammad Hasan Kruengkalee juga belajar di Dayah Teungku Chik di Keubok masih dalam kawasan kemungkiman Siem Aceh Besar.
Setelah menjadi seorang alim, Teungku Hasan Kruengkalee merasa ilmunya masih minim dan belum memadai, sehingga beliau berangkat ke Kampung Yan Keudah Malaysia dan belajar kepada seorang ulama Pendiri Madrasah Irsyadiah yaitu Teungku Chik Muhammad Arsyad Ie Leubee, beliau termasuk ulama Aceh yang hijrah ke Malaysia untuk membentuk jaringan ulama baru ketika Aceh sedang bergolak bersama temannya Teungku Chik Oemar Diyan yang merupakan ayah dari Abu Indrapuri dan Abu Lam U.
Setelah beberapa tahun mengaji di Yan Kedah Malaysia, pada tahun 1909 Teungku Hasan Kruengkalee berangkat ke Mekkah untuk memperdalam ilmunya. Beliau berangkat dengan adiknya yang kemudian adiknya meninggal di Mekkah.
Adapun yang membiayainya adalah pamannya yang hartawan dan dermawan. Karena semenjak kecil Teungku Hasan Kruengkalee telah menjadi yatim dan diasuh oleh ibunya. Berkat kesungguhan dan semangat belajar yang tinggi, telah mengantarkan Teungku Hasan Kruengkalee menjadi ulama muda yang mendalam ilmunya.