Abu Hasan Kruengkalee, Syeikhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal
Sedangkan Abu Syech Mud dan Abu Ali Lampisang dua muridnya merupakan guru utama Abuya Syekh Muda Waly yang merupakan tokoh kunci dayah di era sesudahnya, karena hampir semua Dayah Aceh hari ini berada pada jejaring murid Teungku Syekh Muhammad Waly al-Khalidy.
Sedangkan dalam areal politik dan kebijakan umum, Abu Kruengkalee merupakan salah satu tokoh yang menggelorakan semangat jihad mempertahankan Indonesia di tahun 1945 dengan seruan jihad yang ditanda-tangani oleh Abu Kruengkalee, Abu Ahmad Hasballah Indrapuri, Abu Chik Muhammad Jakfar Lamjabat, Abu Daud Bereueh dan Residen Aceh Teuku Nyak Arif Lam Nyoeng yang kemudian menjadi Pahlawan Nasional.
Abu Kruengkalee senantiasa menjaga netralitas dengan seluruh kelompok, beliau tidak ikut PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) namun beliau dekat dengan Teungku Daud Beureueh dan Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri yang keduanya merupakan tokoh PUSA.
Abu Kruengkalee juga tokoh yang berusaha mendamaikan kisruh Ulee Balang Teuku Daud Cumbok dan kalangan PUSA. Beliau juga tokoh yang tidak terlibat dalam konflik DI/TII dan tidak ikut naik gunung. Walaupun demikian, beliau ulama yang lantang menentang paham komunis dan aliran-aliran sesat lainnya.
Pada tahun 1959 beliau dan Abuya Muda Waly beserta seluruh ulama Indonesia diundang Presiden Soekarno ke Cipanas untuk membahas kedudukan Presiden Soekarno dalam pandangan Islam, maka Abuya Muda Waly setelah mengkaji berbagai referensi ilmiah menegaskan bahwa Presiden Soekarno merupakan seorang Waliyul Amri Dharuri Bil Syaukah, dan pandangan Abuya tersebut didukung sepenuhnya oleh Abu Kruengkalee.
Abu Kruengkalee menurut pernyataan anaknya Teungku Syekh Marhaban Kruengkalee, telah mengkhatamkan puluhan belajar dan mengajar Kitab Mahalli dan Kitab I’anatuththalibin, sebagaimana ditulis oleh Para penulis autobiografi beliau yaitu Tgk Mutiara Fahmi, Tgk Qusaiyen dan Tgk Muhammad Faisal.
Menurut para ulama Aceh, Abu Hasan Kruengkalee adalah seorang ulama besar yang Arif Billah, beliau banyak membaca tanda-tanda zaman dan memiliki ketajaman pandangan hati yang disebut dengan ‘firasat mukmin’.