Abu Hasballah Indrapuri, Ulama Ahli Al-Qur’an
Abu Indrapuri juga aktif diberbagai organisasi keislaman. Beliau juga penasehat berbagai organisasi keislaman, bahkan pada masa Jepang berkuasa, beliau pernah ditunjuk sebagai Kepala Mahkamah Syari’ah, dan merupakan ahli dalam bidang fatwa.
Pada masa terbentuknya Pusa, Abu Indrapuri ditunjuk sebagai Ketua Majelis Syuyukh Pusa. Karena fikirannya yang modernis, maka beliau dekat dengan Teungku Muhammad Daud Bereueh, seorang tokoh berpengaruh pada masanya dan Ketua umum Pusa Aceh.
Karena kedekatan ini, beliau pernah bergabung dengan DII TII Teungku Muhammad Daud Bereueh, walaupun kemudian beliau memilih turun gunung seperti Teungku Haji Abdullah Ujong Rimba setelah mampu diyakinkan oleh Prof Haji Ali Hasymi dan Kolonel Syamaun Gaharu.
Sikap Abu Indrapuri dalam hal ini tentunya berbeda dengan para ulama lainya seperti Abu Kruengkale, Abu Cot Kuta, Abuya Muda Waly, Abu Selimuem dan para ulama umumnya.
Setelah beliau turun gunung, atas persetujuan ulama Aceh dan Gubernur ketika itu dimana Abu Indrapuri ingin berangkat kembali ke Yan Kedah Malaysia karena ingin berziarah ke makam ayahnya Teungku Chik Umar Diyan. Sekitar tahun 1958, berangkatlah Abu Indrapuri ke Yan Kedah Malaysia.
Tidak lama beliau di sana sekitar satu tahun kemudian wafatlah ulama besar tersebut di tahun 1959. Dan kuburannya berdekatan dengan kuburan ayahnya. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)