Beliau lahir di Labuhan Haji Aceh Selatan pada tahun 1912. Abu Jakfar Lailon merupakan ulama dan guru masyarakat Desa Lama Inong Kuala Batee dan sekitarnya, terutama dengan kehadiran lembaga Dayah yang beliau bangun di tahun 1970.
Sebagaimana kebiasaan para ulama umumnya, beliau belajar langsung kepada orang tuanya yang juga sangat mencintai ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Abu Jakfar Lailon adalah anak tertua dari adik beradik yang semuanya menjadi ulama dan pimpinan dayah.
Adiknya Abu Qamaruddin Lailon lahir pada tahun 1915 dan mendirikan Dayah di Tanoh Anoe serta menjadi ulama kenamaan di Teunom Aceh Barat.
Sedangkan adiknya yang lain adalah Abu Dasyah Lailon juga ulama dan pendiri dayah, dan ketiga-tiganya merupakan ulama lulusan Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan dan Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah jalur Syekh Muda Waly al-Khalidy.
Setelah belajar kepada orangtuanya, Abu Jakfar Lailon kemudian mulai belajar kepada para ulama yang berada di daerah Labuhan Haji. Karena dalam rentang waktu 1921 sampai 1930, di Labuhan Haji berdiri lembaga pendidikan yang dikenal dengan Madrasah Khairiyah yang dipimpin oleh ulama Aceh Abu Muhammad Ali Lampisang yang juga guru utama dari Syekh Muda Waly al-Khalidy.
Selain di Labuhan Haji, masih dalam kawasan yang sama, di Peulumat Aceh Selatan juga ada ulama yang berasal dari Padang masih memiliki kaitan dengan Syekh Salim bin Malin Palito ayahnya Syekh Muda Waly al-Khalidy. Ulama Padang tersebut bernama Syekh Abdul Qadir yang dikenal dengan Tuangku Peulimat seorang ulama lagi waliyullah.
Abu Jakfar Lailon sendiri merupakan ulama Lulusan Bustanul Muhaqiqin Dayah Darussalam Labuhan Haji. Tentunya beliau juga termasuk generasi pertama dari murid Abuya Syech Muda Waly segenerasi dengan Abu Adnan Mahmud Bakongan, Abuya Jailani Kota Fajar, Abuya Aidarus Kampari, Abu Qamaruddin Teunom, Abu Dasyah Lailon, Syech Marhaban Kruengkalee, Abu Imam Syamsuddin, Abuya Tanah Merah Singkil dan para ulama kharismatik lainnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Bustanul Muhaqqiqin Darussalam Labuhan Haji, Abu Jakfar kemudian pulang kampung dan mengajarkan masyarakat sekitar tempat tinggalnya di Labuhan Haji barat.
Pada tahun 1970 tibalah permintaan kepada beliau untuk menjadi guru bagi masyarakat Kuta Batee Blangpidie. Tepatnya di Desa Lama Inong Kecamatan Kuala Bate beliau membangun sebuah dayah yang bernama Dayah Darul Halim yang mulai berdiri pada tahun 1970.
Dayah Darul Halim yang beliau bangun selain mengajarkan ilmu kitab kuning, juga membuka suluk, khusus bulan Suci Ramadhan maka banyak yang suluk ke tempat beliau karena Abu Jakfar Lailon juga seorang Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah dari jalur Abuya Syekh Muda Waly al-Khalidy dari Abuya Syekh Abdul Ghani Kampari Riau.
Selain mendidik dan mengayomi masyarakat, Abu Jakfar Lailon juga menempa para santrinya dengan berbagai keilmuan hingga mereka menjadi Teungku di wilayahnya masing-masing.
Salah satu murid Abu Jakfar Lailon yang menjadi ulama dan meneruskan estafet Dayah Darul Halim adalah Abu Sulaiman Assammani.
Abu Sulaiman Assammani berasal dari Labuhan Haji dan belajar kepada beberapa ulama termasuk Abu Tumin Blang Blahdeh adalah guru Abu Sulaiman Assammani.
Namun permulaan belajar beliau kepada Abuya Haji Jakfar Lailon yang sedang dibahas. Terhitung sekitar 15 tahun Abuya Jakfar Lailon memimpin Dayah Darul Halim sampai beliau wafat pada tahun 1985 dalam usia 73 tahun.
Dengan penuh pengabdian dan ketulusan beliau telah menjadi guru yang baik untuk masyarakat Lama Inong Kuala Batee dan sekitarnya.
Setelah wafatnya ulama kharismatik yang Mursyid itu, dayah dilanjutkan oleh salah satu anak Abuya Jakfar Lailon selama lima tahun, kemudian di tahun 1991 Dayah Darul Halim dipimpin oleh Abu Sulaiman Assammani dan pada periode Abu Sulaiman dayah ini berkembang pesat dan maju.
Setelah berkiprah melanjutkan estafet keilmuan Abuya Jakfar Lailon, wafat pula Abu Sulaiman Assammani. Abuya Jakfar Lailon dan Abu Sulaiman Assammani adalah dua ulama kharismatik yang telah mengabdikan ilmu dan mengajarkan masyarakatnya dengan baik dan tulus. Rahimahumallahu Rahmatan Wasi’atan. Alfaatihah.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh)