Abu Keumala, Ulama Ahli Tauhid Yang Kuat Ingatannya
[pullquote]Sehingga disebutkan bahwa Abu Keumala mampu menarasikan setiap benda yang dilihatnya menjadi bahan ceramahnya, yang dikupas secara mendetil dan terperinci. Hal ini kemudian membentuk sebuah kemampuan dalam diri beliau untuk menjelaskan pembahasan rumit dalam kajian ilmu tauhid menjadi sesuatu yang ringan dan mudah dipahami.[/pullquote]
Pembahasan tauhid merupakan pembahasan yang tidak mudah karena memiliki banyak rambu-rambu yang sulit dipahami oleh masyarakat umum, dan Abu Keumala berusaha menjelaskannya dalam karya besar beliau yang disebut dengan Risalah Makrifah dalam beberapa jilid.
Setelah menjadi alim, berangkatlah beliau ke Medan pada usia 25 tahun, terhitung mulai tahun 1953 sampai tahun wafatnya 2004, Abu Keumala telah mendidik ummat Islam di Medan dengan lembaga pendidikannya Miftahussalam dan pengajiannya Safinatussalamah, serta berbagai terobosan positif lainnya yang dibuat Abu Keumala untuk mencerdaskan masyarakat dan menanamkan nilai ketauhidan di dalam hati mereka.
Berbagai kontribusi besar tersebut menjadikan masyarakat Medan secara khusus merasa kehilangan ketika wafatnya Abu Keumala di tahun 2004. Dan Aceh secara umum juga kehilangan salah satu ulama yang ahli dalam kajian tauhid. Rahimahullah rahmatan Was’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)