Abu Masjid Sabang Lamno, Pendiri Dayah Bustanul Aidarusiah
Maka mulailah Teungku Aidarus belajar dengan tekun kepada Teungku Chik Ahmad Tanoh Mirah hingga mengantarkan Teungku Aidarus sebagai seorang ulama yang mendalam ilmunya, sehingga dalam masa tiga tahun setelahnya Teungku Aidarus telah diijazahkan berbagai ilmu keislaman dari gurunya Teungku Chik Ahmad Tanoh Mirah dengan ijazah dan berpesan untuk melanjutkan perjuangan di wilayahnya Lamno.
Karena tidak lama setelah itu, gurunya Teungku Chik Ahmad Tanoh Mirah syahid dalam satu pertempuran dengan Belanda.
Setelah menjadi alim yang rasikh ilmunya, Teungku Aidarus berangkat haji dan belajar di sana dengan beberapa para ulama diantaranya beliau disebutkan mendapat ijazah kitab, doa dan Hizib dalam Kitab Dalail Khairat.
Pada era Teungku Haji Aidarus di sana terdapat beberapa guru besar dari nusantara yang berpengaruh seperti Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Imam dan Mufti dalam Mazhab Syafi’i dan para ulama lainnya.
Tidak lama beliau disana, maka kembalilah Teungku Syekh Aidarus ke kampung halamannya Lamno tepatnya di Desa Leupeu. Dengan ketekunan dan kesabaran Teungku Syekh Aidarus telah membina masyarakat dengan keilmuan, selain itu beliau juga telah mengkader banyak para ulama yang melanjutkan jihad keilmuan dan keulamaan sesudahnya.
Di antara ulama yang melanjutkan estafet keilmuan dan keulamaannya adalah Abu Haji Muhammad Darimi bin Nyak Badai yang merupakan keponakan dan anak angkat Teungku Syekh Aidarus.
Bahkan setelah wafatnya Syekh Haji Aidarus, Abu Darimi tersebut yang meneruskan kepemimpinan Dayah Masjid Sabang Lamno yang telah dibangun oleh Syekh Haji Aidarus atau yang dikenal dengan Abu Mesjid Sabang Lamno.
Disebutkan bahwa Abu Salim Mahmudi ulama terkemuka Lamno, dan bahkan Abu Adnan Bakongan juga pernah belajar dari Syekh Haji Aidarus.
Setelah pengabdian yang panjang dengan berbagai kontribusi yang besar untuk masyarakat Lamno, maka wafatlah ulama hebat itu di tahun 1953 di desanya Leupeu. Sehingga karena kiprah dan pengabdiannya masyarakat Lamno kemudian lebih mengenalnya dengan sebutan Abu Masjid Sabang Lamno sebagai penghormatan atas dedikasi sang ulama tersebut. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.