Abu Salim Mahmudi, Ulama Kharismatik Lamno Yang Ahli Tasawuf
Beliau ulama Lamno yang memiliki banyak keutamaan. Abu Salim Mahmudi lahir di Desa Meunasah Serba kecamatan Jaya Aceh Jaya, dari keluarga yang mencintai agama.
Sejak kecil Abu Salim Mahmudi telah diajarkan oleh orang tuanya dengan dasar-dasar keilmuan Islam. Dan sejak kecil pula beliau telah mulai belajar kepada pemuka ulama Lamno Aceh Jaya yaitu Teungku Syekh Haji Aidarus bin Teungku Haji Sulaiman atau dikenal dengan sebutan Abu Mesjid Sabang Lamno.
Teungku Syekh Haji Aidarus adalah ulama yang pernah belajar di Mekkah kepada para ulama Mekkah, juga murid dari ulama pejuang Teungku Chik Ahmad Buengcala yang merupakan sahabat Teungku Chik Di Tiro. Syekh Aidarus adalah murid terakhir dari Teungku Chik Ahmad Buengcala, karena setelah mengijazahkan berbagai ilmu kepada Syekh Aidarus muda, Teungku Chik Ahmad Buengcala syahid dalam pertempuran di wilayah Tangse.
Diantara murid-murid Teungku Chik Ahmad Buengcala adalah Teungku Chik Abbas Lambirah dan Teungku Chik Jeurela, dua orang ulama kakak-adik, yang keduanya adalah anak dari Teungku Chik Muhammad Lambirah Pendiri Dayah Lambirah di Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar.
Selain belajar kepada Teungku Chik Ahmad Buengcala, Syekh Aidarus juga pernah berguru kepada Teungku Haji Muhammad Arif salah seorang ulama yang dikenal ahli dalam ilmu fikih dan ilmu nahwu, sehingga kemampuan dalam dua bidang ilmu tersebut juga diturunkan kepada para murid dari Syekh Aidarus, salah satunya Abu Salim Mahmudi.
Abu Haji Salim Mahmudi lahir pada tahun 1922, sedangkan Syekh Aidarus atau Abu Sabang Lamno wafat pada tahun 1953 dalam usia yang sepuh. Karena diperkirakan Abu Sabang Lamno lahir di atas tahun 1860-an sebaya dengan Abu Meunasah Kumbang murid dari Teungku Chik Pantee Geulima.
Sedangkan ulama lainnya seperti Teungku Chik Abbas Lambirah lahir pada tahun 1970, Teungku Chik Lamjabat 1972, Tuwanku Raja Keumala 1977, Teungku Haji Muhammad Hasan Kruengkalee 1986, Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri 1888, Teungku Haji Muhammad Shaleh Lambuk 1890, Teungku Haji Muhammad Ali Lampisang Siem 1891, Teungku Syech Mahmud Lhoknga 1899 dan lain-lain.