Abu Salim Mahmudi, Ulama Kharismatik Lamno Yang Ahli Tasawuf
Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan wafat pada tahun 1886 sedangkan Syekh Muda Waly lahir pada tahun 1917, terhubung sanad melalui Syekh Ali bin Husein al-Maliki ke Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Jadi dari jalur Abuya Syekh Muda Waly, Abu Salim Mahmudi hanya melewati dua silsilah untuk sampai ke Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karena Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan merupakan sentral sanad ulama di Nusantara.
Disebutkannya, Abu Salim Mahmudi tidak memerlukan waktu lama untuk bisa mengkhatamkan hafal Alfiyah kepada Abuya Syekh Muda Waly.
Setelah memiliki berbagai cabang keilmuan secara mumpuni, Abu Salim Mahmudi secara konsisten dan istiqamah mengamalkan ilmu-ilmu yang dipelajari dari guru-gurunnya tersebut.
Tiada hari bagi Abu Salim Mahmudi melainkan lisannya tidak pernah henti berzikir, dan beliau seorang ulama yang hidup bertirakat dan bertarekat.
Abu Salim Mahmudi dikenal oleh masyarakatnya sebagai ulama yang abid dan shaleh. Apabila beliau berjumpa dengan siapapun, beliau senantiasa mengingatkan agar kita jangan lalai dalam hidup di dunia.
Kehidupan di dunia menurut beliau sejatinya adalah berbekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.
Selain dikenal alim dan abid, Abu Salim Mahmudi juga ulama yang cinta kepada ilmu pengetahuan.
Beliau tidak sungkan menghadiri setiap pengajian, termasuk pengajian yang diasuh oleh salah satu muridnya yaitu Aba Asnawi Lamno seorang ulama kharismatik Aceh yang secara rutin tiap rabu pagi mengajarkan kitab-kitab besar di Mesjid Sabang Lamno yang umumnya diikuti oleh para teungku dan ustadz seputaran Lamno.
Diantara yang berhadir ada Abu Salim Mahmudi dan Abu Muhammad Darimi. Aba Haji Asnawi dahulunya sebelum belajar ke Samalanga pernah belajar dua tahun di Dayah Bustanul Aidarusiyah yang gurunya ketika itu adalah Abu Salim Mahmudi setelah wafatnya Abu Mesjid Sabang Lamno tahun 1953.
Abu Salim Mahmudi dapat digolongkan sebagai ulama yang hidup untuk ilmu dan amal. Beliau termasuk sesepuh ulama Lamno Aceh Jaya. Abu Salim Mahmudi berjumpa dan berguru dengan para ulama kharismatik Aceh seperti Abu Sabang Lamno, Abu Kruengkalee dan Abuya Muda Waly.