Syekh Nuruddin Ar-Raniry, Ulama Besar Asal India Mufti Kerajaan Aceh
Namun dalam kajian tasawuf beliau berbeda dengan pemahaman dua ulama Aceh lainnya yaitu Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Samsuddin Sumatrani. Perbedaan pemahaman ini yang kemudian menimbulkan berbagai persoalan dan buntutnya terjadi perdebatan yang telah disebutkan.
Syekh Nuruddin Ar-Raniry sebagaimana ditulis oleh Kiyai Siradjuddin Abbas merupakan salah satu tokoh penting dalam Mazhab Syafi’i. Dengan berbagai karyanya yang berjumlah puluhan judul telah menempatkannya sebagai seorang ilmuan nusantara yang diperhitungkan.
Walaupun kiprah beliau tidak lama di Aceh, namun karya tulis dan pemikirannya telah mampu mewarnai para ulama sesudahnya.
Setelah kepulangan beliau ke India dan beliau wafat di negerinya India, maka mufti Kerajaan Aceh kemudian digantikan oleh mufti besar yang namanya masyhur yaitu Syekh Abdurrauf As-Singkili. Setelah berkiprah di Aceh, Syekh Nuruddin Ar-Raniry pulang ke Rander dan wafat pada tahun 1658. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)