INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Teungku Chik Kuta Karang, Ulama Pejuang dan Penasehat Perang Aceh

Last updated: Jumat, 5 Juni 2020 09:48 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 9 Menit
Img 20200605 Wa0000
SHARE

Nama aslinya Teungku Syekh Abbas Kuta Karang, namun masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Teungku Chik Kuta Karang. Beliau merupakan ulama Aceh yang dituakan dalam perang Aceh yang dipimpin oleh Teungku Chik Di Tiro.

Beliau dan Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee adalah ulama yang sangat diperhitungkan dalam perang Aceh selain pemimpin besarnya Teungku Chik Di Tiro. Tidak diketahui secara persis tahun lahirnya Teungku Chik Kuta Karang, namun secara pasti beliau lebih tua dari ulama yang segenerasi dengannya.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Beliau lebih tua dari Teungku Chik Pantee Kulu, Teungku Chik Di Tiro dan Teungku Chik Pantee Geulima, sebaya dengan Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee.

- ADVERTISEMENT -

Teungku Chik Kuta Karang juga seorang Qadhi Kesultanan Aceh pada era terakhir, masa awal mulai peperangan Aceh, beliau berada pada posisi Qadhi Malikul Adli sedangkan Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee sebagai Qadhi Rabbul Jalil, keduanya adalah ulama besar.

Disebutkan bahwa Teungku Chik Abbas Kuta Karang mematangkan keilmuannya di Mekkah. Melihat kepada teman yang sebaya dengannya, maka Teungku Chik Abbas Kuta Karang belajar di Mekkah segenerasi dengan ulama besar nusantara lainnya yang berasal dari Tanah Banten yaitu Syekh Nawawi al-Jawi al-Bantani. Syekh Nawawi diperkirakan lahir pada tahun 1813 dan wafat tahun 1897 dalam usia 84 tahun. Syekh Nawawi adalah ulama yang dikenal produktif dalam menulis, ada yang menyebutkan karya beliau mencapai 114 judul, dan umumnya ditulis dalam bahasa Arab dan sampai sekarang karyanya di cetak di berbagai percetakan Timur Tengah termasuk di Kairo Mesir dan Bairut Libanon.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Sebagaimana Syekh Nawawi berguru kepada Syekh Sayyid Zaini Dahlan, maka kemungkinan Teungku Chik Abbas Kuta Karang juga belajar pada Syekh Zaini Dahlan sama halnya dengan Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee juga demikian.

Selain Syekh Ahmad Zaini Dahlan, ulama lainnya yang berasal dari nusantara dan menjadi pengajar di Mesjidil Haram pada masa itu adalah Syekh Ahmad Khatib Sambas yang juga merupakan Syekh Kamil Mukammil untuk Tarekat Qadiriah wa Naqsyabandiyah.

Syekh Ahmad Khatib Sambas sendiri memiliki beberapa murid yang umumnya menjadi para ulama yang dikenal di wilayahnya masing-masing seperti Syekh Abdul Ghani Bima dan Syekh Abdul Karim Banten dan ulama lainnya.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Syekh Ahmad Khatib Sambas yang disebut disini berbeda dengan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Syekh Ahmad Khatib Minangkabau lahir sekitar tahun 1855 beliau berguru kepada keluarga Syatta di antaranya Syekh Sayyid Bakhri Syatta yang lahir sekitar tahun 1844, pengarang kitab Hasyiah I’anatuhthalibin dan beliau berguru kepada Syekh Ahmad Zaini Dahlan yang wafat tahun 1886 yang juga guru dari Syekh Nawawi al-Bantani dan gurunya para ulama Aceh yang umumnya bergelar teungku chik dan dianggap sebagai ulama besar seperti Teungku Chik Kuta Karang dan ulama lainnya.

- ADVERTISEMENT -

Jadi pada era inilah Teungku Chik Kuta Karang hadir sebagai seorang penuntut ilmu yang kemudian menjadi seorang ulama yang diperhitungkan di Aceh. Setelah menyelesaikan masa belajarnya di Mekkah, pulanglah Syekh Haji Abbas Kuta Karang untuk menyebarkan ilmunya ke masyarakat.

Syekh Haji Abbas yang kemudian dikenal dengan Teungku Chik Kuta Karang pernah diangkat sebagai Syeikhul Islam atau Mufti Kerajaan Aceh pada kurun 1870-1874, karena mulai tahun 1873 awal perang terbuka antara Kerajaan Aceh dan Belanda yang ingin menjajah. Maka sejak itu Teungku Chik Abbas Kuta Karang dan para ulama lainnya bahu-membahu untuk mengusir penjajah. Perang yang paling sengit di Aceh terjadi dalam rentang 1881 – 1891.

Perang ini dipimpin oleh seorang ulama besar dari Tiro Pidie yaitu Teungku Chik Di Tiro, yang kemudian disokong oleh banyak para ulama besar lainnya seperti: Teungku Chik Abbas Kuta Karang, Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee, Teungku Chik Pantee Kulu, Teungku Chik Pantee Geulima, Teungku Chik Umar Diyan, Teungku Chik Ahmad Bungcala, Teungku Muda Kruengkalee dan juga para bangsawan Aceh seperti Tuwanku Hasyim Banta Muda, Teuku Panglima Polem Daud Syah, Tuwanku Raja Keumala dan lainnya.

Selain para teungku chik tersebut, di Aceh Barat juga hadir seorang tokoh pejuang yang sangat diperhitungkan oleh Belanda sepak terjangnya yaitu Teuku Umar Johan Pahlawan yang juga akhirnya syahid di medan pertempuran. Adapun isterinya Cut Nyak Dhien yang merupakan pahlawan yang hebat ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Sumedang dan wafat di Sumedang Jawa Barat, dan kuburnya sampai sekarang terawat di Sumedang.

Cut Nyak Dhien sebagaimana disebutkan oleh masyarakat Sumedang merupakan seorang wanita yang hafidz Al-Qur’an dan perempuan berkharisma, walaupun saat itu Belanda menyembunyikan sosok Cut Nyak Dhien tersebut.

Demikian pula selain ulama-ulama yang disebutkan, adapula seorang ulama wanita yang berpengaruh, pimpinan pasukan dan temannya Cut Nyak Dien, beliau adalah Teungku Fakinah. Teungku Fakinah pada masa mudanya merupakan pejuang tangguh dan memimpin pasukan di medan peperangan. Beliau merupakan wanita yang memiliki kiprah yang besar dalam perjuangan.

Selain itu, Teungku Fakinah juga seorang ulama yang memimpin dayahnya sendiri, dan ini digelutinya setelah Aceh mengalihkan perang fisik kepada jihad keilmuan dan intelektual.

Tentunya dengan berbagai nama besar yang telah disebutkan dalam perang Aceh, maka kiprah Teungku Chik Kuta Karang sebagai penasehat perang memiliki arti penting. Karena perang Aceh periode Teungku Chik Kuta Karang adalah perang yang paling kelam bagi Belanda, dengan banyak tewas pasukannya juga menelan biaya yang tidak sedikit bagi mereka.

Teungku Chik Kuta Karang selain sebagai ulama, pejuang, penasehat perang, beliau juga penulis produktif pada masanya. Umumnya karya yang ditulis oleh beliau sangat berkenaan dengan keadaan Aceh pada masanya. Beliau menyusun Kitab Tazkirat al-Rakidin, sebuah kitab yang berisi nasehat dan seruan agar semua masyarakat Aceh bangkit melawan penjajahan Belanda, karena bila mereka resmi berkuasa, maka pasti tua, muda, wanita, anak-anak akan menjadi budak dan agamapun akan hancur binasa.

Kitab Tazkirat al-Rakidin ditulis oleh beliau setelah wafatnya Teungku Chik Di Tiro tahun 1891 dan Teungku Chik Tanoh Abee tahun 1894. Setelah wafat dua tokoh pejuang tersebut, maka Teungku Chik Kuta Karang turun bergerilya memimpin pasukan perang Aceh sesudah Teungku Chik Di Tiro.

Karya lainnya dari Teungku Chik Kuta Karang adalah tentang obat-obatan yang ditulih oleh beliau dalam tulisan melayu lama/jawi. Selain sebagai ahli dalam ketabiban, beliau juga menyusun karya dalam ilmu falak dan ilmu miqat. Teungku Chik Kuta Karang dapat disebut sebagai tokoh awal dalam kajian ilmu falaq di Aceh, dimana pada era jauh sesudahnya masyarakat Aceh mengenal Abu Kruengkalee sebagai ahli falaq, Teungku Haji Usman Maqam, Teungku Muhammad Isa Peurupok dan Teungku Ali Irsyad yang dikenal dengan Abu teupin Raya.

Adapun sekarang yang paling lihai dalam ilmu falak di Aceh adalah Teungku Abdullah Ibrahim yang dikenal dengan Abu Tanjong Bungong.

Selain ahli dalam ilmu falaq, Teungku Chik Kuta Karang juga menguasai ilmu miqat, dimana beliau mampu membaca tanda-tanda tertentu dari sebuah peristiwa seperti ilmu firasat. Sehingga tidak mengherankan bila Teungku Chik Kuta Karang sangat ahli dalam mengatur siasat dalam peperangan. Maka dengan berbagai keahlian yang dimiliki oleh Teungku Chik Kuta Karang tentu menempatkan beliau sebagai seorang ulama besar pada zamannya yang telah berhasil dengan perjuangannya.

Beliau diperkirakan wafat diatas tahun 1900, dan dimakamkan di komplek perkuburan Teungku Lampeneu’en Aceh Besar.

Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI Al Washliyah Banda Aceh, Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh, dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)

Previous Article Dr. Mizaj Iskandar Usman, Lc Ll.m Al-Fatihah: The Power of Conqueror
Next Article Img 20200605 Wa0040 Jelang New Normal, Pemerintah Aceh Terbitkan Protokol Kesehatan di Sekolah

Populer

Penandatanganan MoU dilakukan Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal dan Direktur Exzellenz Institut, Dr. Agoeng Wibowo, di Ruang Rapat Wali Kota, Selasa (4/11). (Foto: Ist)
Umum
Pemko Banda Aceh dan Exzellenz Institut Jalin Kerja Sama Pendidikan ke Jerman
Rabu, 5 November 2025
Dokumen serah terima pekerjaan proyek SPAM Simeulue tahun 2016
Hukum
Terbengkalai Sejak 2016, Penegak Hukum Didesak Usut Proyek SPAM Simeulue Senilai Rp7 Miliar
Selasa, 4 November 2025
Alokasi kuota jamaah haji Indonesia tiap provinsi pada tahun 2026
Umum
Kuota Haji Aceh 2026 Sebanyak 5.426 Jamaah, Bertambah 1.048 Orang
Rabu, 5 November 2025
Viral Link Video Andini Permata dan Bocil Bikin Heboh Warganet
Umum
Misteri Video Andini Permata dan ‘Bocil’: Viral Tanpa Identitas, Netizen Dibohongi?
Minggu, 6 Juli 2025
Almunzir kembali terpilih sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh Periode 2024-2029. (Foto: For Infoaceh.net)
Umum
Al Munzir Kembali Terpilih Ketua PGRI Aceh, Berharap Semua Guru Diangkat Jadi ASN
Minggu, 26 Januari 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN DPRK SABANG HARI SANTRI
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025
IKLAN DPRK SBG 2 TAYANG
IKLAN DPRK SBG 1
IKLAN DPRK SBG 3
IKLAN DPRK SBG 4

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?