Teungku Mahjiddin Yusuf, Ulama Ahli Tafsir Penerjemah Al Qur’an Dalam Bahasa Aceh
Selain menulis banyak buku dalam bahasa Arab, Professor Mahmud Yunus juga memiliki Tafsir Al Qur’an dalam bentuk terjemah dan banyak beredar.
Setelah beberapa tahun belajar di Padang, pada tahun 1941 beliau tiba kembali di Aceh, dan mulai mengabdikan ilmunya di almamaternya Madrasah Al Muslim Peusangan, dan pernah ditunjuk sebagai kepala Madrasah tersebut.
Karir keilmuan Teungku Haji Mahjiddin Yusuf semakin menanjak ketika beliau hijrah ke Kuta Raja Banda Aceh. Beberapa jabatan penting sebagai pemegang kebijakan pernah beliau duduki.
Sekitar tahun 1955 beliau mulai menyusun karya besarnya di Binjai karena dituduh terlibat DI TII. Bermula tahun 1955 sampai 1988 beliau telah berhasil menuntaskan karya besarnya dalam waktu lebih kurang 33 tahun Teungku Haji Mahjiddin Yusuf telah melewati berbagai kondisi hingga karya Terjemahan Bebas Bersajak hadir.
Dan menurut Profesor Syamsuddin Mahmud, kitab Terjemahan itu adalah pemberian penting Aceh untuk khazanah keilmuan Islam di Nusantara.
Selain sebagai ahli tafsir, bakat sastra yang ada pada diri Teungku Haji Mahjiddin Yusuf sepertinya menurut dari ayahnya Teungku Fakir Yusuf yang dikenal sangat lihai dalam sastra Aceh.
Teungku Haji Mahjiddin termasuk dalam golongan ulama Aceh yang sangat mumpuni dalam menafsirkan Al Qur’an. Sebut saja beberapa nama besar lainnya seperti Teungku Syekh Abdurrauf al-Singkili, Teungku Chik Abdurrahman Lampaloh, Teungku Haji Usman Maqam, Abu Indrapuri, Teungku Muhammad Hasbi Shiddieqy, Teungku Haji Mahjiddin Yusuf dan para ulama lainnya.
Sebagai seorang ulama ahli Al Qur’an, Teungku Mahjiddin Yusuf dalam karyanya itu memakai bahasa daerah yaitu Bahasa Aceh, dengan tujuan agar masyarakat Aceh secara luas bisa memahami makna-makna Al Qur’an, dan bisa berinteraksi dengan Kalamullah itu.
Setelah berbagai kiprah Teungku Haji Mahjiddin Yusuf, pada tahun 1994 wafatlah beliau dalam usia 75 tahun 6 bulan, menurut hitungan cucunya.
Dan karya beliau dicetak pertama kali pada tahun 1999 lima tahun setelah beliau wafat. Karya tersebut 30 juz dalam 976 halaman yang diiringi kata pengantar dari para tokoh, dan diteliti oleh para editor senior.