Aceh Perketat Pengawasan Daerah Perbatasan Dengan Sumut
Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Forkopimda Aceh melakukan video conference bersama Forkopimda kabupaten/kota perbatasan Aceh-Sumut dalam rangka penanganan Covid-19, di Pendopo Gubernur Aceh, Sabtu (27/6).
Nova Minta Waspadai Setiap Orang Masuk Ke Aceh
Banda Aceh — Pemerintah Aceh bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan bupati/wali kota akan memperketat pengawasan lalu-lintas orang di pintu masuk ke Aceh di wilayah perbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Setiap pelintas di perbatasan Aceh wajib memenuhi protokol kesehatan, untuk menekan kasus Coronavirus Disease (Covid-19).
Hal tersebut dibahas dalam Forkopimda Aceh dan Forkopimda kabupaten/kota di wilayah perbatasan Aceh-Sumut. Rapat Forkopimda secara daring melalui video conference itu digelar di Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (27/6).
Rapat Forkopimda yang dipimpin Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah itu, antara lain diikuti Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Hassanudin, Wakapolda Aceh, Brigjen Pol Raden Purwadi, Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian dan Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah.
Sementara Forkopimda kabupaten/kota yang menjadi peserta pertemuan jarak-jauh itu meliputi bupati/wali kota bersama Forkopimda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Kota Subulussalam dan Aceh Singkil.
Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, melontarkan gagasan kebijakan pengawasan dan pemeriksaan setiap orang yang mau ke Aceh melalui pintu masuk di Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Subulussalam dan Aceh Singkil.
“Kepala Gugus Tugas Covid-19 Aceh akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang pengawasan orang yang masuk ke Aceh. SE tersebut sebagai dasar dalam pengawasan perjalanan orang dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi,” kata Nova Iriansyah.
Selanjutnya, kata Nova, berdasarkan Surat Edaran Gugus Tugas Nasional, TNI/Polri akan membantu Pemerintah Aceh untuk bersama-sama menyelenggarakan pengendalian perjalanan orang dan transportasi umum yang aman Covid-19.
“Rata-rata penderita Covid-19 di Aceh berasal dari luar daerah yang kemudian terjadi transmisi lokal, dan bahkan membentuk klaster penularan baru. Karena itu, kita harus mewaspadai setiap orang yang datang ke Aceh,” ujar Nova.