Bakal Jadi Bank BUMN, Ekonom: Sudah Waktunya BSI Naik Kelas
Pada periode yang sama aset bank naik 10,73% yoy menjadi Rp265,29 triliun. Hal ini disokong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32% yoy.
Bila dirinci, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99% yoy. Disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92% yoy. Pada periode yang sama pembiayaan mikro tumbuh 12,77% yoy dan pembiayaan komersial naik 6,86% yoy.
Pada tahun ini ruang gerak BSI untuk menyalurkan pembiayaan masih sangat lebar. Hal ini didukung dengan kualitas pembiayaan atau NPF net perseroan yang sangat baik, atau 0,87%.
Selain itu rasio kewajiban penyediaan modal minimum (capital adequacy ratio/CAR) juga cukup tebal atau 22,09%. Pada saat yang sama likuiditas bank terbilang longgar, yakni dengan posisi financing to deposit ratio (FDR) 73,39%.
Tambah Modal
Senada dengan Eko, pengamat ekonomi syariah Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan bahwa dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas. Bank akan lebih mudah mendapatkan dana murah.
“Nah dampaknya ke konsumen, karena dana murah banyak dia [BSI] bisa bikin produk pembiayaan lebih murah. Konsumen diuntungkan kalau bank jadi buku IV,” katanya.
Fauziah menambahkan bahwa potensi bisnis BSI masih sangat luas, misalnya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Ceruk pasar tersebut sangat besar dan belum dioptimalkan oleh bank-bank yang ada saat ini.
“Dengan begitu, peran sosial bank syariah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial, mengingkatkan inklusi keuangan, mengurangi kemisikinan, bisa segera tercapai, tidak hanya utopia,” katanya.
Adapun BSI rencananya akan melakukan rights issue untuk memenuhi ketentuan batas minimal saham publik sebesar 7,5% pada tahun ini. Mengutip situs BSI, pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5% termasuk publik baru menggenggam 7,08% saham perseroan.
Rencana penambahan modal lewat penerbitan saham baru telah bergaung sejak tahun lalu. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sempat menyebut nilai saham baru yang akan diterbitkan BSI akan mencapai Rp7 triliun. (IA)