Banda Aceh Siap Jadi Pusat Industri Parfum di Indonesia
Selain itu, Rektor mengatakan USK juga siap mendukung Pemko Banda Aceh untuk program lainnya seperti digitalisasi, dukungan SDM pada Rumah Sakit Meuraxa, serta berbagai riset dan kajian akademik yang tepat sasaran dan diperlukan.
Kepala ARC USK Syaifullah Muhammad mengatakan untuk mendukung Program Banda Aceh Kota Parfum Indonesia, maka selain kolaborasi dengan ARC dalam hal transfer teknologi dan capacity building, perlu juga dikembangkan kolaborasi dengan Kabupaten/Kota tetangga Banda Aceh yaitu Aceh Besar, Aceh Barat dan Sabang untuk memastikan ketersediaan bahan baku minyak nilam yang akan di hilirisasi dan bisa menjadi produk di kawasan wisata juga.
Selain itu juga perlu dikembangkan desa atau kawasan tematik tanaman atsiri seperti bunga-bunga khas Aceh seperti bunga seulanga, jeumpa, kamboja dan lain-lain.
“Petakan gampong atau kawasan tematik atsiri. Ada gampong atau kawasan yang kita tanam bungong seulanga, jeumpa, kamboja dan lain-lain. Pemko sediakan bibitnya, bagikan ke masyarakat agar ditanam pada halaman rumah, tanah desa, atau lahan-lahan yang tidak digunakan,” jelas Syaifullah
Dirinya juga mengusulkan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) untuk membeli bunga-bunga tersebut dari masyarakat dan disuling menjadi minyak atsiri. Lalu teknologi penyulingannya akan dilatih oleh ARC USK.
“Kemudian minyak atsiri dari BUMG akan dibeli oleh ARC melalui Koperasi Inovac dan PT. GMU untuk diformulasi menjadi parfum dan dipasarkan ke market lokal, nasional dan bahkan internasional. Dengan cara ini hilirisasi inklusif dari masyarakat akan terjadi dan bernilai ekonomi tinggi,” tutup Syaifullah.