Infoaceh.net, Sabang – Langkah kaki Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem AlDhaheri, menjejak di Pelabuhan Container Terminal (CT) 3 dan CT 1, membawa serta harapan baru bagi geliat ekonomi kawasan. Di bawah naungan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), pelabuhan ini tengah bersiap menyongsong masa depan yang lebih gemilang.
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan tanda nyata dari semakin eratnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan UEA. Mubadala Energy, raksasa energi asal Abu Dhabi, tengah menatap Sabang sebagai pusat logistik strategis untuk mendukung eksplorasi Blok Andaman. Sebuah langkah yang berpotensi menjadi katalisator kemajuan industri maritim dan energi di Tanah Rencong.
Dubes UEA hadir bersama Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali, Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE, serta jajaran pejabat daerah, termasuk Pj Wali Kota Sabang, Andri Nourman, Kepala BPKS Iskandar Zulkarnaen, dan Kepala BPMA Nasri Djalan. Di tengah panorama laut yang membiru, mereka menyaksikan sandarnya kapal pesiar mewah MS Crystal Symphony di Pelabuhan CT3, seakan menjadi simbol kesiapan Sabang menyambut perubahan besar.
“Kami berharap proses investasi ini berjalan mulus, tanpa hambatan, agar proyek ini segera dapat terwujud,” ujar Abdulla Salem AlDhaheri, suaranya menggema penuh optimisme.
Lebih dari sekadar investasi, UEA memiliki visi besar menghubungkan Pelabuhan Sabang dengan Abu Dhabi Port, menjadikannya simpul perdagangan global yang tak hanya menghubungkan Asia Tenggara, tetapi juga Timur Tengah dan sekitarnya.
“UEA siap berkontribusi dalam pengembangan Pelabuhan Sabang. Kami akan mengirimkan bantuan dan sumber daya yang diperlukan begitu kerja sama ini dimulai,” tambahnya dengan keyakinan yang mengakar.
Mendengar hal itu, Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE, tak ragu menyatakan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
“Saya jamin keamanan dan stabilitas bagi investor di Aceh, terutama di Sabang. Peluang besar ini akan kami sambut dengan tangan terbuka,” ucapnya penuh semangat.
Sebagai bentuk komitmen nyata, pemerintah Aceh bahkan memberikan kebebasan bagi UEA untuk menentukan lokasi investasi di CT3, menyesuaikan dengan kebutuhan Mubadala Energy.
“Silakan pilih lahan yang tersedia, semuanya berada di bawah kendali BPKS dan siap digunakan untuk mendukung proyek ini,” ujarnya.
Jika investasi ini terealisasi, Pemerintah Aceh berencana mendirikan kantor perwakilan UEA di Sabang, sebuah langkah strategis untuk mempererat koordinasi dalam pengelolaan proyek masa depan.
Tak berlebihan jika kunjungan ini disebut sebagai tonggak sejarah baru dalam hubungan bilateral Indonesia-UEA. Dengan potensi besar yang dimilikinya, Sabang siap menjelma menjadi pusat logistik maritim kelas dunia, membawa harapan baru bagi perekonomian daerah dan nasional.
Sebagaimana diketahui, Mubadala Energy adalah anak perusahaan Mubadala Investment Company, sebuah korporasi energi asal Abu Dhabi yang beroperasi di 11 negara dengan produksi lebih dari 370.000 barel setara minyak per hari. Tak hanya fokus pada minyak dan gas, perusahaan ini juga bergerak menuju transisi energi berkelanjutan, termasuk investasi di sektor energi terbarukan. Baru-baru ini, Mubadala Energy menemukan cadangan gas besar di South Andaman, Indonesia, yang berpotensi mencapai lebih dari 6 triliun kaki kubik gas, sebuah penemuan yang bisa mengubah peta energi nasional.
Dengan sinergi yang semakin erat, Sabang kini berdiri di ambang kebangkitan. Lautnya yang luas tak hanya menyimpan kekayaan alam, tetapi juga menyambut masa depan yang penuh cahaya.