Kepala BPS Provinsi Aceh, Ihsanurijal
Banda Aceh — Pada bulan Juli 2020 harga berbagai komoditas di Provinsi Aceh secara umum menunjukkan adanya penurunan. Hal ini ditandai turunnya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,56 menjadi 104,24 atau terjadi deflasi sebesar 0,31 persen.
Pada bulan Juli 2020 di Kota Meulaboh terjadi deflasi sebesar 0,09 persen, Kota Banda Aceh deflasi sebesar 0,34 persen, dan Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,35 persen.
“Secara agregat, Aceh (gabungan 3 kota) pada bulan Juli 2020 mengalami deflasi sebesar 0,31 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Ihsanurijal, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (3/8).
Deflasi yang terjadi di Provinsi Aceh (gabungan 3 kota) terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,51 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,13 persen.
Secara agregat, Aceh (gabungan 3 kota) pada bulan Juli 2020 mengalami deflasi sebesar 0,31 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2020 sebesar 1,35 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 1,04 persen.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,72 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,79 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
“Dari 142 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga untuk Provinsi Aceh di bulan Juli 2020, 70 jenis barang dan jasa mengalami peningkatan harga dan 72 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya penurunan harga,” ungkap Ihsanurijal.
Beberapa komoditas yang memiliki andil/sumbangan dominan terhadap deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar 0,1514 persen, bawang merah sebesar 0,1478 persen, jeruk sebesar 0,0784 persen, udang basah 0,0579 persen, dan kangkung 0,0395 persen.
Sementara beberapa komoditas yang memiliki andil/sumbangan dominan terhadap inflasi, antara lain cabai merah sebesar 0,2133 persen, emas perhiasan sebesar 0,1174 persen, telur ayam ras sebesar 0,0653 persen, ikan dencis sebesar 0,0519 persen, dan cabai rawit sebesar 0,0425 persen.
Ihsanurijal juga menyampaikan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2020 sebesar 1,35 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 1,04 persen. (IA)