Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Keramaian Saat Hari Meugang di Tengah Pandemi Covid-19

Keramaian masyarakat Aceh di pasar daging meugang menyambut bulan suci Ramadan 1441 Hijriah di tengah kondisi pandemi Covid-19, Rabu (22/4).
Banda Aceh — Meskipun di tengah kondisi pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) saat ini, namun antusiasme warga Aceh untuk membeli daging sebagai tradisi guna memenuhi kebutuhan pada hari meugang (punggahan) ketika menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1441 Hijriah, masih tetap tinggi.
Akibatnya, suasana keramaian pun terlihat jelas di pasar-pasar dadakan seantero Aceh yang menjual daging hari meugang pertama, Rabu (22/4). Masyarakat pun terutama kaum laki-laki menyesaki pasar sejak pagi hingga siang menjelang sore.
Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan di tengah seruan dan anjuran dari Pemerintah agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang tengah mewabah.
Tapi, yang namanya keramaian pada hari meugang bagi warga Aceh saat menyambut datangnya bulan Ramadan seperti saat ini, sulit dihindari karena sudah menjadi tradisi turun temurun.
Makmeugang, sebutan lazim untuk tradisi meugang bahkan telah menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda Nasional 2016 dari Aceh untuk kategori Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-perayaan.
Tradisi meugang merupakan sebuah tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat Aceh dan dilaksanakan di semua wilayah dalam provinsi Aceh, khususnya pada umat Islam. Tradisi ini berupa pemotongan hewan, umumnya lembu atau kerbau.
Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu oleh masyarakat Aceh.
Kegiatan sakral menyembelih hewan ternak besar ini dilaksanakan setahun tiga kali, yakni saat menyambut bulan Ramadan, Lebaran Idulfitri dan Iduladha. Sapi dan kerbau yang disembelih berjumlah ratusan hingga ribuan ekor yang dijual di pasar.
Selain kerbau dan sapi, masyarakat Aceh di kampung-kampung juga menyembelih kambing, ayam dan bebek. Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadan atau hari raya, sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramadan atau hari raya. Biasanya masyarakat memasak daging di rumah, untuk disantap bersama keluarga atau tetangga sekitar.
Untuk mendapatkan daging meugang, warga Aceh biasanya mendatangi pasar untuk membelinya, sehingga pasar dalam sekejap langsung berubah menjadi pusat keramaian.
Hal yang paling mengkhawatirkan adalah, banyak warga termasuk penjual daging tingkat kesadarannya rendah untuk pencegahan Covid-19. Ketika berada di tempat keramaian seperti itu, banyak warga yang tidak patuh atau lupa dalam menjaga jarak fisik (physical distancing) dan banyak yang tidak memakai masker.
“Ketika tidak bisa menghindari keramaian untuk membeli kebutuhan daging hari meugang ini, ternyata sebagian besar warga pengunjung pasar daging pun banyak yang lalai dalam menjaga jarak, apalagi tanpa masker yang menutupi mulut dan hidungnya,” kata Ridwan, seorang warga Banda Aceh.
Sebelumnya, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyampaikan Pemerintah Aceh tidak melarang masyarakat menggelar tradisi meugang menyambut Ramadan 1441 Hijriah di tengah pandemi Corona. Namun, masyarakat diminta tetap disiplin menjaga jarak (physical distancing) dan memperhatikan protokol kesehatan.
Masyarakat juga diminta tidak membuat kerumunan atau keramaian seperti meugang tahun-tahun sebelumnya.
“Termasuk ritual kulturalnya meugang, itu protokolnya sama saya pikir tidak dilakukan meugang seperti biasanya,” kata Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Meugang ini berlangsung selama dua hari sebelum Ramadan, yakni pada Rabu dan Kamis (22-23/4). Sementara puasa Ramadan mulai Jum’at (24/4).
“Meugang mungkin ada dalam hati kita, dengan prosesi sesuai protokol jaga jarak (physical distancing), tidak berkerumun, dan selalu menggunakan masker,” terang Nova.
Sementara itu, harga daging pada hari meugang pertama di Aceh, Rabu (22/4) berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 180 ribu per kilogram. Bahkan di beberapa daerah harga daging ada yang mencapai Rp 200 ribu per kilogram.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Aceh Besar Iskandar, ikut melakukan pengecekan harga daging meugang di Pasar Induk Lambaro sekaligus membagi-bagikan masker untuk para masyarakat dan pedagang di pasar, Rabu (22/4).
Menurutnya, harga daging meugang di Pasar Induk Lambaro masih normal seperti biasanya. “Sampai pagi tadi harga daging masih normal meskipun di masa pandemi Corona seperti ini, harga daging perkilo Rp 150.000 masih seperti tahun lalu,” ucapnya.
Ia mengatakan, Pemerintah hanya memastikan roda perekonomian berjalan dengan normal dan ketersediaan stok bagi masyarakat terus ada.
“Yang paling penting stok kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat tersedia dan jangan sampai terjadi lonjakan harga dan kekosongan stok pada saat jelang Ramadan ini,” tuturnya.
Terkait harga daging, menurut Iskandar, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar tidak bisa mengambil kebijakan tertentu terkait harga daging pada saat meugang.
“Iya, untuk saat ini kita tidak bisa intervensi soal harga, karena ini juga musiman, dan Alhamdulillah harganya masih normal meskipun saat ini sedang pandemi Corona,” terangnya.
Ia menjelaskan, saat pandemi ini yang paling penting adalah menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran virus Corona, maka menggunakan masker dan menjaga jarak fisik adalah hal yang sangat penting.
“Pasar menjadi tempat transaksi dan tempat berkumpul banyak orang, makanya memakai masker itu penting, makanya di hari ini kita juga membagi masker untuk pedagang dan masyarakat,” jelasnya. (m)

Lainnya

Penyidik Subdit Fismondev Ditreskrimsus Polda Aceh melakukan penyitaan satu rumah milik karyawan PT BPRS Gayo di Desa Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Jum'at, 9 Mei 2025. (Fot: Dok. Ditreskrimsus Polda Aceh)
Puluhan remaja yang sebelumnya tergabung dalam kelompok geng motor di Bener Meriah menyatakan pembubaran diri secara resmi melalui deklarasi di Polres Bener Meriah, Kamis, 8 Mei 2025
Polres Langsa menerima dua pucuk senjata api ilegal yang diserahkan warga setempat. (Foto: Dok. Polres Langsa)
Membaca Al-Quran bukan sekadar melafalkan huruf-huruf Arab tanpa makna
Trik dan tips Sulianto Indria Putra, remaja biasa yang jadi jutawan muda lewat dunia digital, awalnya cuma Rp100 ribu
Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko meninjau Dapur MBG di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Jum'at, 9 Mei 2025. Foto, IST
Waspadai Penipuan, Ini 10 Tips Aman Bekerja di Luar Negeri bagi Calon Pekerja Migran Indonesia. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Anggota DPR RI M Nasir Djamil
Ilustrasi perempuan berdoa sebelum makan. Ini jadwal puasa sunnah sebelum Idul Adha 2025, (Foto/Freepik).
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Prof Stella Christie PhD di SMA Negeri 10 Fajar Harapan, Kamis (8/5)
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK Prof Dr Mustanir Yahya MSc
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Ilustrasi sertifikat tanah
MegawatiⒸ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Heboh! Mahasiswi ITB Ditangkap karena Diduga Buat Meme Tak Senonoh Presiden Prabowo dan Jokowi.Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Ketua KPU: Kami Tak Punya Cukup Wewenang Verifikasi Ijazah Peserta Pemilu. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Tragedi kebakaran yang menewaskan empat balita di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Selasa (6/5/2025). Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Enable Notifications OK No thanks